BANDUNG—Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat dilaporkan telah mewaspadai ancaman hewan kurban yang terjangkit Anthraks menjelang Idul Adha 2018.
“Kita juga menerima kiriman (hewan qurban) dari luar kan yah, nanti akan kita periksa di lokasi cek point,” ujar Kadis Pangan dan Peternakan Provinsi Jabar, Dewi Sartika, di Bandung, Rabu (1/8/2018).
BACA JUGA: Anak Lelaki Berani Potong Kurban
Dewi menjelaskan, pengawasan hewan kurban itu akan bekerja sama dengan tempat potong hewan, dokter hewan dari IPB dan Unpad, untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum didistribusikan.
Apalagi Jabar akan kedatangan hewan kurban yang berasal dari wilayah yang rawan terjadi endemik Anthraks seperti Jateng, Yogyakarta, Jatim, NTT dan NTB.
“Kita juga melibatkan DKM yang sudah kita latih, serta mantri-mantri hewan yang ada di Kabupaten dan Kota,” kata dia.
Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba yang disebut Bacillus anthracis yang hidup di tanah. Antraks menjadi dikenal lebih luas pada tahun 2001 ketika antraks digunakan sebagai senjata biologis.
BACA JUGA: Daging Kurban untuk Non Muslim, Bagaimana Hukumnya?
Penularan kepada manusia dapat terjadi dengan menghirup spora antraks atau mengonsumsi daging hewan berpenyakit antraks.
Gejalanya tergantung pada rute infeksi. Gejala tersebut dapat berkisar dari ulkus kulit dengan keropeng gelap hingga kesulitan bernapas.
Pengobatan antibiotik menyembuhkan sebagian besar infeksi. Antraks yang terhirup lebih sulit diobati dan bisa berakibat fatal.[]
SUMBER: AKTUAL