SEBAGAI seorang muslim kita wajib meyakini dan menaati segala ketentuan yang ada dalam Islam. Salah satu bentuk kepatuhan kita kepada agama rahmatan lil’alamin ini, ialah dengan iman pada Allah SWT.
Itu berarti kita harus yakin adanya Allah SWT, yang menciptakan seluruh alam semesta ini. Tiada Tuhan selain Allah Azza wa Jalla.
Jika kita masih meragukan keberadaan-Nya, maka berikut dalil-dalil akal yang dapat memperkuat argumen Anda untuk selalu iman pada Allah SWT.
1. Keberadaan berbagai alam dan beragam makhluk yang kesemuanya bersaksi atas keberadaan Penciptanya, yaitu Allah Azza wa Jalla. Sebab, di dunia ini tidak ada satu pihak pun yang mengaku menciptakan alam ini selain Allah Ta’ala.
Akal memandang mustahil keberadaan sesuatu tanpa pencipta, bahkan akal memandang mustahil terjadinya sesuatu yang paling luas tanpa pencipta. Itu sama saja seperti keberadaan makanan tanpa ada pihak yang memasaknya, atau keberadaan permadani di atas tanah, tanpa ada pihak yang menggelarnya.
BACA JUGA: Bagaimana Cara Hidup Seimbang Dunia dan Akhirat?
Kalau begitu, bagaimana dengan alam yang besar ini langit dengan orbit-orbit di sekitarnya, matahari, bulan, bintang-bintang, semuanya berbeda bentuk, ukuran dimensi dan perjalanannya?
Bagaimana dengan bumi dan apa saja yang diciptakan di dalamnya manusia, jin, hewan, di samping berbagai ras manusia dan individu-individu yang berbeda warna, berbeda bahasa, berbeda pengetahuan, berbeda pemahaman, berbeda ciri khas.
Bagaimana dengan tambang-tambang yang banyak sekali yang di dalamnya terdapat banyak sekali manfaat, sungai-sungai yang dialirkan di dalamnya, tanah keringnya dikelilingi laut-laut.
Bagaimana dengan tumbuh-tumbuhan dan pohon yang tumbuh di dalamnya yang berbeda buahnya, berbeda jenisnya, berbeda rasanya, berbeda aromanya, berbeda ciri-cirinya, dan berbeda manfaatnya?
2. Keberadaan firman Allah Azza wa Jalla di tangan kita yang bisa kita baca, renungkan dan pahami makna-maknanya. Itu semua dalil tentang keberadaan Allah Azza wa Jalla, karena mustahil ada firman tanpa pihak yang memfirmankannya, dan mustahil ada ucapan tanpa ada pihak yang mengucapkannya.
BACA JUGA: 5 Amalan agar Iman Selalu Fit
Jadi, firman Allah Azza wa Jalla menunjukkan tentang keberadaan-Nya dan bahwa firman-Nya mengandung perundang-undangan paling kokoh yang pernah dikenal manusia, sistem paling bijak yang mewujudkan kebaikan yang banyak sekali bagi manusia.
Juga mengandung teori-teori ilmiah yang paling benar, persoalan-persoalan ilmu ghaib, dan kejadian-kejadian sejarah.
Firman Allah Ta’ala benar dalam itu semua, salah satu hukum syariat-Nya sepanjang zaman tidak pernah berhenti mewujudkan manfaat-manfaatnya kendati waktu dan tempat berubah.
Teori-teori ilmiahnya tidak ada yang terhapus, tidak ada satu persoalan ghaib pun yang tidak dijelaskan, tidak ada seorang pun sejarawan yang berani menghapus salah satu kisah dari sekian banyak yang disebutkannya dengan mendustakannya, atau sanggup mendustakan, atau membuang salah satu kejadian sejarah yang disinggung, atau dijelaskannya dengan detail.
Firman yang bijak dan benar ini mustahil menurut akal manusia dinisbatkan kepada salah seorang dari manusia. Sebab, firman seperti itu jauh di atas kemampuan manusia, dan jauh di atas tingkat pengetahuan mereka.
Jika firman tersebut bukan ucapan manusia, maka firman tersebut adalah ucapan Pencipta manusia, dan itu bukti tentang keberadaan Allah Ta’ala, ilmu-Nya, kemampuan-Nya dan kearifan-Nya.
3. Adanya sistem yang cermat ini dalam bentuk ketentuan-ketentuan alam pada makhluk, penciptaan dan pengembangan semua makhluk hidup di alam raya ini.
Semua makhluk hidup tunduk pada ketentuan-ketentuan tersebut, terkait dengannya, dan tidak keluar daripadanya dalam kondisi apapun.
BACA JUGA: Buah Iman dan Ihtisab
Manusia misalnya, spermanya menempel pada rahim, kemudian tahapan-tahapan ajaib berlangsung padanya dan tidak ada yang melakukan intervensi di dalamnya kecuali Allah Ta’ala.
Tiba-tiba sperma tersebut keluar menjadi manusia sempurna. Ini pada pembentukan dan penciptaan manusia. Seperti itu pula pada perkembangan manusia dari bayi dan anak-anak kepada besar dan dewasa, lalu tua.
Ketentuan-ketentuan umum pada manusia dan hewan ini juga berlaku pada pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan. Hal yang sama adalah orbit bintang dan benda angkasa, semuanya tunduk pada ketentuan-ketentuan yang ia tidak bisa berkelit sedikit pun daripadanya dan tidak keluar dari kabelnya.
Jika terjadi kerusakan pada kabelnya, atau sejumlah bintang keluar dari orbitnya, maka dunia hancur dan kehidupan ini tamat riwayatnya. []
Referensi: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah