TERSEBUTLAH ada seekor monyet yang hidup di sebuah hutan. Musim kurang bagus, sehingga makanan sulit untuk didapat. Si monyet berkeliling mencari makanan ke berbagai tempat, kadang menemukan kadang juga tidak.
Sampai ke sebuah tempat, dia melihat sebuah pisang dalam sebuah wadah. Begitu menggiurkan, pisangnya sudah kuning dan besar. Pastinya enak untuk dimakan.
Si monyet pun menghampirinya, semakin dekat semakin jelas, bahwa pisang itu benar-benar pisang yang sudah matang dan harum sekali baunya.
Namun ada yang aneh, pisang itu berada dalam sebuah wadah. Si monyet pun mencari cara, dan akhirnya dia menemukan sebuah lubang.
BACA JUGA: Dakwah dan ‘Jebakan’ Kesibukan Dunia
Aha, ini dia cara mengambil pisang itu, pikirnya. Tanpa pikir panjang, dia pun memasukan tangannya untuk mengambil pisang tersebut.
Namun apa yang terjadi, tangannya sulit dikeluarkan. Dia tidak bisa mengeluarkan tangannya yang sedang mengenggam sebuah pisang. Dia mencoba berkali-kali menarik tangannya, namun tidak bisa terlepas.
Si monyet terus berkata, “saya ingin pisang ini, saya lapar.” Sambil terus menarik-narik tangannya. Namun tidak juga terlepas. Dan kejadian ini terus berlangsung, sampai datang beberapa orang manusia yang menangkapnya.
Kasihan …
***
Dalam hidup ini, umumnya kita cenderung bergantung pada sesuatu atau seseorang dan menolak untuk melepaskannya. Kita kemudian meyakinkan diri kita bahwa bahwa kita memang membutuhkannya, tidak bisa lepas, bahkan tidak bisa hidup tanpa orang atau benda ini.
Tentu saja, bukan hanya benda atau orang. Ketergantungan manusia juga bisa kepada berbagai keyakinan dan kebiasaanya. Dia tidak mau untuk melepaskan keyakinan tertentu, padahal keyakinan itu sebenarnya membatasi hidup dia.
Kita terus memegang pada apa yang kita miliki, pada keyakinan keliru dan pada kebiasaan fisik yang buruk. Masalahnya adalah hal tersebut kita anggap aman, pasti, dan sudah biasa.
Si monyet dalam waktu lama terus memegang pisang, sebab pisang tersebut sudah ada di depan mata. Dia tidak mau melepaskan pisang, sebab dia tidak melihat pisang yang lain. Dia anggap, pisang yang ada di depan dia adalah nyata, pasti, dan mudah (sudah digenggaman).
BACA JUGA: Kemaksiatan Diberi Nama yang Menyenangkan, Jebakan Setan
Coba, jika dia seandainya mau melepaskan pisang itu, kemudian mau berusaha lagi. Mungkin, peluangnya lebih besar, untuk mendapatkan makanan lain yang justru aman bagi dia.
Apakah kamu masih berpikir mencari yang pasti-pasti saja? Masih berpikir hanya mencari yang aman saja? Apakah kamu masih berpikir mencari yang mudah dan biasa saja?
Itulah pisang yang ada di genggamanmu. Kamu bisa terjebak dan tidak pernah kemana-mana. Mungkin nasibmu tidak seperti monyet yang ditangkap manusia, namun kamu akan termakan waktu hidup dalam jebakan.
Ya, jebakan itu adalah yang biasa kita sebut zona nyaman. Lepaskan diri dari zona nyaman, agar kamu bisa memasuki zona sukses. Akan tidak akan pernah bisa mencapai zona sukses tanpa meninggalkan zona nyaman. Seperti kamu tidak akan pernah menggapai pulau baru jika tidak mau meninggalkan pulau lama. []
SUMBER: MOTIVASI-ISLAMI