JAKARTA–Keberangkatan kloter pertama jamaah haji Indonesia tinggal dua minggu lagi. Karena itu, Pusat Kesehatan Haji Indonesia terus memantapkan layanan kesehatan dari berbagai aspek.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka mengaatakan, pemantapan layanan kesehatan dilakukan mulai dari infrastruktur sampai teknis bagaimana melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan jamaah sesuai Permenkes 62 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
BACA JUGA: DPR: Biaya Haji RI Termurah di ASEAN
“Pada aspek infrastruktur atau fasilitas, Kemenkes menyiapkan dua Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makah dan Madinah,” ujarnya usai memberikan arahan pada acara Konsolidasi dan Penguatan Komunikasi Bagi Petugas Kesehatan Haji Indonesia di BBPK Cilandak Jakarta, Ahad (23/6/2019).
Dirinya menjelaskan, KKHI Madinah yang diresmikan awal Mei 2019 ini mempunyai komposisi perawatan yang lebih lengkap dan kapasitas tempat tidur yang lebih banyak ketimbang KKHI yang lama.
“Jumlah tempat tidur yang semula hanya 50 saat ini menjadi 80 tempat tidur,” pungkasnya.
Eka menuturkan, selain di Madinah, KKHI juga ada di Makkah. KKHI Makkah berada di daerah Aziziyah Janubiyah dan sudah beroperasi sejak 2017. KKHI ini, kata dia cukup megah karena memiliki 18 lantai dengan kapasitas 300 tempat tidur rawat inap.
BACA JUGA: Ini Daftar Sisa Kuota yang Berhak Lakukan Pelunasan Tahap ke Empat Ibadah Haji
Bahkan, ia menambahkan KKHI ini juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pemeriksaan kesehatan seperti laboratorium, apotek, ruang rontgen, dengan fasilitas kamar petugas kesehatan yang dapat menampung sekitar 400 petugas kesehatan haji.
“KKHI ini setara dengan rumah sakit tipe C di Indonesia,” terangnya.
Eka mengatakan fasilitas kesehatan tersebut juga dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung seperti ambulans, laboratorium, dan obat-obatan. Tahun ini pemerintah menyiapkan sekitar 79 ton obat-obatan. “Jumlah ini meningkat sembilan ton ketimbang 2018,” tutupnya. []