MAKKAH — Lima hari jelang puncak haji, wukuf di Arafah, Kota Makkah sangat ramai. Jamaah haji dari berbagai dunia sibuk beraktivitas dan beribadah.
Jamaah Indonesia tampak mendominasi. Jamaah Indonesia memang menjadi jamaah yang paling banyak. Tidak kurang dari 221 ribu jamaah menunaikan ibadah haji tahun ini.
Dua jam sebelum waktu shalat, jamaah berkumpul di depan hotel menunggu bus shalawat datang menjemput. Selama di Makkah, jamaah yang menginap di hotel yang berjarak lebih dari 1,5 kilometer dari Masjid Al Haram mendapatkan layanan angkutan shalawat yang beroperasi selama 24 jam. Bus ini memutar murattal Alquran atau shalawat sepanjang perjalanan.
Selain menggunakan bus shalawat, jamaah juga ada yang memilih naik taksi. Tarif taksi di Makkah disepakati setelah proses tawar-menawar antara sopir dan jamaah. Taksi di sini ada yang menggunakan mobil sedan dan minibus. Warnanya putih.
Selain diisi dengan beribadah, hari-hari jamaah juga diisi dengan berbelanja kebutuhan sehari-hari dan buah tangan. Umumnya jamaah berbelanja di toko-toko yang berada di sekitar hotel. Bahkan ada hotel yang di lobinya terdapat toko oleh-oleh, bahan makanan, buah, sayur dan oleh-oleh.
Jalanan di Makkah sangat ramai. Suara sirine dari mobil polisi terdengar setiap saat, bahkan hingga dini hari. Polisi Arab Saudi melalui pelantang suara kerap memperingatkan pengemudi bus dan taksi tidak berhenti lama di pinggir jalan.
Kemacetan juga tidak terhindarkan. Apalagi menjelang dan sesudah shalat fardhu. Jam-jam ini adalah jam sibuk. Kemacetan umumnya terjadi saat waktu shalat Maghrib. Padatnya jamaah yang ingin kembali ke hotel, membuat kemacetan berlangsung hingg sekitar pukul 22.00 WAS.
Republika.co.id sempat merasakan kemacetan itu saat akan menunaikan shalat subuh di Masjid Al Haram, Jumat kemarin (25/8). Menaiki bus shalawat pada pukul 04.00 dari hotel di Sektor 5 di kawasan Syisyah dan tiba di Masjid Al Haram beberapa saat sebelum iqamat. Padahal hari sebelumnya, jarak tempuh hanya memakan waktu sekitar 20 menit.
Mengingat kondisi yang makin padat, layanan bus shalawat dihentikan sementara pada 27 Agustus. Bus akan kembali beroperasi pada 5-26 September. Jamaah haji diimbau melaksanakan shalat di mushala hotel atau masjid terdekat. Hal itu juga demi menjaga kondisi fisik untuk menghadapi wukuf.[]
Sumber:ihram.co.id