JERMAN–Masjid-masjid di Jerman dilaporkan tengah mengalami krisis dana menjelang Ramadhan 2020. Lockdown dianggap telah menghentikan satu-satunya sumber pendapatan, karena tak adanya jemaah yang mendatangi masjid untuk beribadah, terutama shalat Jumat.
Padahal donasi itu mencapai puncaknya saat bulan Ramadhan yang dimulai pekan ini. Setelah lima pekan penutupan, beberapa masjid meluncurkan penggalangan donasi online melalui transfer bank.
Namun menurut Imam Mohamed Taha Sabri yang mengelola masjid Dar Assalam di distrik Neukoelln, Berlin, kampanye online itu tak banyak menghasilkan donasi.
“Masjid-masjid mengalami krisis besar. Saya pikir beberapa masjid akan terpaksa tutup, terutama yang harus membayar sewa. Kami menutup sekitar setengah hingga dua per tiga pengeluaran kami dari donasi selama Ramadhan. Masjid perlu 7.000 euro per bulan untuk membayar berbagai tagihan. Sayangnya, Ramadhan ini menjadi sulit,” ungkap Sabri, Selasa (21/4/2020).
Perkumpulan agama, termasuk shalat Jumat, dihentikan sejak pertengahan Maret, saat lockdown diterapkan untuk memperlambat penyebaran virus corona di Jerman.
Saat ini wabah telah menginfeksi sekitar 143.000 orang di Jerman dan menewaskan hampir 4.600 orang.
Jerman sekarang mengizinkan beberapa pelajar kembali ke sekolah dan beberapa bisnis boleh buka. Namun masjid, gereja dan sinagog masih harus tutup.
BACA JUGA: Mengapa Pepohonan Syahadat Itu Berada di Jerman?
Masjid-masjid di Jerman harus mendanai sendiri karena tidak mendapat bantuan dari dana negara.
Dewan Islam, kelompok paying 400 masjid, meminta pemerintah menyediakan bantuan keuangan untuk masjid. Mereka memperingatkan banyak masjid yang menghadapi kebangkrutan karena penutupan selama bulan puasa yang biasanya menjadi masa penting untuk pengumpulan donasi. []
SUMBER: SINDO