JAKARTA–Ramadhan 1440 H tinggal menghitung hari. Beragam persiapan dan agenda kegiatan, termasuk ibadah dan amal kebaikan menjadi satu keniscayaan bagi segenap umat Islam, termasuk di dalamnya menunaikan rukun Islam, membayar zakat.
“Salah satu nilai luhur yang diajarkan dan dididikkan oleh ramadhan adalah mengendalikan hawa nafsu. Artinya kita dituntut untuk tidak membiarkan hawa nafsu mengendalikan diri,” ujar Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas di Jakarta, Ahad (5/5/2019).
BACA JUGA: Sambut Ramadhan, KWPSI Meugang Bersama Anak Yatim dan Fakir
Namun, kata Anwar sebaliknya seharusnya bagaimana hawa nafsu itu bisa dikendalikan agar ia tidak melanggar ketentuan dan rambu yang ditetapkan oleh agama.
“Kaitannya dengan situasi politik yang dinamis dan berkembang saat ini puasa meminta kita untuk mengendalikan hawa nafsu kita untuk dan ingin berkuasa sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh agama dan uu serta ketentuan yang ada,” ungkapnya.
Oleh karena itu, secara tidak langsung, lanjutnya ramadhan mengingatkan semua umat agar tunduk dan patuh kepada aturan dan untuk menghormati apa yang sudah menjadi kesepakatan atau kalimatun sawa’ yaitu jurdil atau jujur dan adil.
BACA JUGA: Rahasia Kemenangan Islam di Bulan Ramadhan
“Karena dengan itulah hidup ini akan bisa berlangsung dengan aman tentram dan damai karena siapapun dia, pasti dia akan menghormatinya dan dia pasti akan siap menerima hasil dari sebuah pemilihan yang jurdil dengan ikhlas dan legowo,” terangnya.
Untuk itu, MUI mengimbau semua pihak siapapun dia tertutama mereka yang terlibat dengan kegiatan dan kepentingan politik dan proses pemilihan serta penghitungan suara yang telah agar berlaku jurdil atau jujur dan adil karena hal itulah yang akan bisa membawa negeri ini ke dalam perubahan yang diinginkan dan harapkan. []