JENDRAL Sudirman merupakan seorang panglima yang terkenal akan strategi perang gerilyanya. Ia juga merupakan sosok pahlawan yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Sosok Jendral seperti Sudirman tentunya tidak terbentuk dalam semalam. Ia menjalani tempaan pendidikan militer, bahkan sempat menjadi guru di sekolah Muhammadiyah, Cilacap.
Tahukan Anda siapa sosok guru yang menginspirasi dia?
Guru yang menginspirasi sang Jendral besar ternyata adalah seorang ulama bernama Kiai Subchi. Kepadanya lah Jendral Sudirman meminta nasehat dan do’a sebelum memimpin perang Palagan Ambarawa.
Munawir Aziz menuliskan tentang sang Kyai dalam buku berjudul Pahlawan Santri, Tulang Punggung Pergerakan Nasional.
.
Kiai Subchi membagikan hasil panennya untuk rakyat miskin. Ia juga mengizinkan tanahnya digarap orang-orang yang tidak memiliki lahan.
“Inilah kebaikan hati Kiai Subchi, hingga disegani rakyat dan memiliki kharisma kuat,” tulis Munawir.
Jasa-jasa Kiai Subchi selama perang kemerdekaan sangat besar. Dialah yang menggelorakan semangat para santri dan pemuda di Temanggung dan sekitarnya untuk mengusir Belanda yang mau menguasai Indonesia kembali. Dialah ulama yang dipanggil dengan sebutan ‘Kiai Bambu Runcing’.
Dia meminta para pemuda mengumpulkan bambu yang ujungnya diruncingkan. Kemudian diberi asma dan doa khusus. Bambu runcing inilah yang kemudian dikenal sebagai simbol perjuangan melawan penjajah.
Ketika semakin banyak pejuang yang datang untuk meminta nasihat dan doa dari Kiai Subchi. Ulama besar yang dikenal rendah hati ini menangis. Dia merasa tak layak diperlakukan seperti itu. Demikian lah sikap tawadzu sang Kyai. Kiai Wahid Hasyim, ayah Gus Dur, meminta Kiai Subchi terus menyemangati para pemuda. Dia menguatkan hati Kiai Subchi bahwa apa yang dilakukannya sudah benar.
Kiai Subchi wafat tahun 1959 dalam usia 109 tahun. Selama hidupnya ia telah berjasa dalam memupuk semangat perjuangan bangsa Indonesia. []