Table of Contents
SAHABAT Islampos, ada enam jenis kesabaran menurut Imam Al-Mawardi. Sabar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai sikap tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tetap tabah dan tenang menghadapi sesuatu.
Sabar merupakan sikap yang baik dan dianjurkan dalam Islam. Allah ta’ala menyampaikan soal sabar ini di dalam Alquran. Salah satunya pada QS Al Baqarah Ayat 155.
“Dan sungguh Kami (Allah) berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqarah: 155)
Dilansir nu.or.id, sahabat Abdullah ibnu Abbas menyebut kesabaran atas kesulitan sebagai bekal seseorang dalam mengarungi perjalanan kehidupan. Bahkan menurutnya, kesabaran adalah bekal terbaik kehidupan.
Sabar bagi sebagian besar orang mungkin hanya muncul saat menghadapi ujian hidup. Namun kata sabar sebenarnya memiliki makna yang beragam, tak hanya saat menghadapi ujian atau cobaan semata.
BACA JUGA:Â Keutamaan Bersyukur dan Bersabar
Jenis-jenis Kesabaran
Menurut Imam Al-Mawardi, sabar digolongkan ke dalam enam jenis. Berikut enam jenis kesabaran tersebut:
1 Sabar dalam menjalankan perintah Allah dan sabar menahan diri dari larangan-Nya
Dalam menjalankan ketaatan dan perintah Allah Subhanahu wa ta’ala akan terasa berat, sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi. Misalnya, sabar dalam menahan diri dari sifat malas agar tetap istiqomah dalam menjalankan kewajiban shalat tepat pada waktunya, menjalankan shalat selalu berjamaah, sabar menjalankan puasa dengan menjaga lisan, hati dan pikiran, sabar dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya.
2 Sabar atas masa-masa sulit sesuai “tuntutan” zaman
Mengutip laman UIN Antasari, dalam menjalani kehidupan, manusia pasti dihadapkan pada salah satu dari dua hal, kesenangan (yusrun) atau kesusahan (‘usrun). Dua hal ini adalah sunnatullah yang juga merupakan manifestasi dari penciptaan pasangan oleh Allah bagi segala makhluk, ada siang dan malam, ada hidup dan mati, ada kaya dan miskin, ada pula bahagia dan sengsara.
Mungkin sebagian dari manusia pada waktu tertentu menempuh masa-masa sulit, sementara sebagian yang lain pada saat yang sama tengah berada dalam masa-masa senang. Yang jelas perlu dipahami bahwa keduanya adalah ujian (ibtila) dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
Di sinilah umat manusia dituntut bersikap bijak terhadap dua keadaan ini, terutama ketika dihadapkan pada masa-masa sulit. Islam mengajarkan bahwa ketika kita berada dalam kesulitan, maka sikap sabar yang mesti dilakukan. “Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al Insyirah: 5–6)
3 Sabar atas terbangnya keberuntungan yang diasumsikan akan datang
Terbangnya keberuntungan yang diasumsikan akan datang termasuk salah satu ujian dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Tentu saja kita harus menyikapinya dengan lapang dada dan kesabaran yang kuat.
Dalam Alquran, Allah Subhanahu wa ta’ala menjamin akan memberikan pahala kepada orang-orang yang bersabar secara sempurna, tanpa hitungan.
Allah Subhanahu wa ta’ala juga memberitakan bahwa Dia bersama mereka dengan bimbingan hidayah-Nya, dengan kemenangan-Nya. “Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al Anfal: 46)
4 Sabar atas kemalangan yang dikhawatirkan akan terjadi
Sebagai hamba Allah Subhanahu wa ta’ala, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak luput dari berbagai macam cobaan. Hal itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir. Terkadang, hal tersebut justru membuat kita semakin khawatir.
Tidak perlu terlalu cemas atas kemalangan yang akan terjadi, harus diingat bahwa Allah tidak akan memberi ujian di luar batas kemampuan hambanya. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Allah tidak memberikan kesulitan kepada seseorang hamba melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS Al Baqarah: 286)
BACA JUGA:Â 4 Manfaat Sabar
Sabar dalam menunggu nikmat atau sabar dalam berharap kebaikan/keberuntungan
Umat Islam mesti sabar dalam menunggu nikmat dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Dalam Alquran, Allah Ta’ala pun sudah menjelaskan bahwa Ia akan memberikan keberuntungan bagi orang-orang yang sabar.
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS Ali ‘Imran: 200)
6 Sabar dalam menghadapi musibah
Sebenarnya, siapa pun tidak menginginkan terjadinya musibah atau ujian dalam kehidupan. Namun pada kenyataannya, tidak ada yang bisa menghindarinya, sehingga sering membuat manusia berburuk sangka kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan menganggap-Nya kejam. Padahal, musibah atau ujian yang diberikan sudah dipastikan sesuai dengan kesanggupan masing-masing.
Suatu musibah dari Allah Subhanahu wa ta’ala sesungguhnya bukan berarti bahwa Allah Ta’ala bermaksud menganiaya hamba-Nya. Tetapi sebaliknya, hal itu merupakan kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-Nya, karena dengan musibah tersebut ia akan dapat mengetahui manisnya iman, dzikir, dan taqarrub bilah. Di sini tergambarkan bahwa ujian merupakan rahmat dari Allah Ta’ala kepada hamba yang disayangi-Nya.
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS Ali ‘Imran: 186) []