KESUCIAN adalah hal yang penting bagi seorang muslim. Menurut Al Ghazali, ada empat jenis kesucian. Apa saja keempat jenis tersebut?
Disampaikan mantan Mufti Mesir, Syekh Dr Ali Jum’ah, kesucian badan atau fisik sebagaimana diatur oleh para ulama dalam kitab-kitab fiqih pada hakekatnya bukanlah yang paling utama. Sebab yang paling utama di sisi Allah SWT atas hamba-hamba-Nya adalah kesucian hati.
BACA JUGA: Iffah, Menjaga Kesucian Diri dan Jiwa
Syekh Jum’ah pun mengutip pandangan Al-Ghazali, bahwa ada empat macam kesucian,yakni sebagai berikut:
- Kesucian badan dari hadats dan dengki
- Kesucian tubuh dari maksiat dan dosa
- Kesucian hati dari sifat-sifat yang tercela
- Kesucian hati dari selain Allah SWT.
“Kesucian hati itulah yang paling utama, yang berarti bahwa hati bersih dari keburukan. Karena hati sejatinya adalah rumah Allah SWT,” tutur Syekh Ali Jumah, seperti dilansir di Elbalad.
Allah SWT berfirman:
“Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya…” (QS Al-Ahzab ayat 4)
Dijelaskan Syekh Jumah, orang yang memiliki kesucian hati berarti ia bebas dari sifat-sifat keburukan. Seperti pelit, iri hati, dengki, kebencian, dendam, kesombongan dan egois.
Selain itu Syekh Jumah juga menyinggung soal mata seorang hamba yang tidak akan tersentuh api neraka. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Dua Mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka adalah mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga dalam perang sabilillah.”
BACA JUGA: Inilah Cara Menjaga Kesucian Diri Pria dan Wanita sebelum Menikah
Dalam riwayat Anas bin Malik, Nabi ﷺ bersabda: “Dua mata yang selamanya tidak akan disentuh oleh api neraka yakni mata yang semalaman menjaga kaum muslimin di peperangan dan mata yang menangis karena takut pada Allah.”
Para ulama telah menyampaikan, apa yang dilarang untuk dilakukan maka artinya dilarang untuk didengar dan apa yang dilarang untuk didengar berarti dilarang untuk dilihat. Mensucikan telinga adalah tidak mendengarkan apa yang dilarang Allah untuk didengarkan, seperti dusta, fitnah, gosip, dan menghujat. []
SUMBER: ELBALAD