PEMERINTAH Jepang semakin khawatir dengan krisis populasi imbas banyak warga di negaranya enggan memiliki dan membesarkan anak. Mengatasinya, Perdana Menteri Jepang meluncurkan subsidi dana pada Kamis (1/5/2023) demi membantu meningkatkan angka kelahiran yang anjlok.
Subsidi tersebut lebih banyak diperuntukkan warga yang memiliki anak dan lebih memerlukan bantuan keuangan untuk pendidikan dan perawatan prenatal tersedia. Langkah itu juga dibarengi promosi gaya kerja yang fleksibel dan cuti ayah.
Perdana Menteri Fumio Kishida menyebut, kebijakan yang diusulkannya tersebut akan mengatasi angka kelahiran dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, sekaligus meningkatkan pendapatan bagi kaum muda dan generasi yang mengasuh anak.
BACA JUGA: Anggota DPR Soroti soal Oknum Brimob Belum Tersangka di Kasus Persetubuhan Anak
“Kami akan bergerak maju dengan langkah-langkah ini untuk melawan penurunan angka kelahiran tanpa meminta masyarakat menanggung beban lebih lanjut,” katanya kepada para menteri, pakar, dan pemimpin bisnis yang pertemuan yang membahas masalah krisis populasi, dikutip dari Japan Today, Jumat (2/6/2023).
Di samping Jepang, banyak juga negara maju yang tengah berjuang mendongkrak angka kelahiran yang anjlok. Namun di Jepang, masalah krisis populasi sudah sangat akut.
Diketahui, Jepang memiliki populasi tertua kedua di dunia setelah Monako, dan aturan imigrasi yang relatif ketat. Imbasnya, mereka harus menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja yang terus meningkat.
BACA JUGA: Viral Siswi SMA di Kota Tasikmalaya Alami Penganiayaan, Pelaku Diduga Anak Pejabat
Negara berpenduduk 125 juta tersebut juga mencatat kurang dari 800.000 kelahiran anak tahun lalu, terendah sejak pencatatan dimulai. Sementra itu, biaya perawatan lansia melonjak.
Pada pertemuan tersebut juga, Kishida mengatakan dia ingin menganggarkan sekitar 3,5 triliun yen atau setara Rp 376 triliun selama tiga tahun ke depan untuk menerapkan kebijakan tersebut. Namun, dorongan tersebut menuai kritik karena kegagalannya untuk mengidentifikasi sumber pendanaan. Selain itu, pemotongan pengeluaran di tempat lain dan meningkatkan ekonomi. []
SUMBER: DETIK