JEPANG–Pemerintah Jepang dilaporkan telah menuduh Cina mendorong klaim teritorialnya di tengah pandemi Covid-19. Tokyo juga mencurigai Beijing menyebarkan propaganda dan disinformasi karena memberikan bantuan medis kepada negara-negara yang memerangi Covid-19. Bahkan Jepang menyebut Cina lebih berbahaya ketimbang Korea Utara yang punya senjata nuklir.
“Cina terus berupaya mengubah status quo di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan,” kata Jepang dalam buku putih pertahanan yang mendapat persetujuan Pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe, Selasa (14/7/2020).
BACA JUGA: Ameyoko, Pusat Belanja Ramah Muslim di Jepang
Buku putih pertahanan tersebut menggambarkan intrusi tanpa henti di perairan sekitar gugusan pulau yang diklaim oleh kedua negara di Laut Cina Timur, yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di Cina.
Di Laut Cina Selatan, Jepang menyebutkan, Beijing menegaskan klaim teritorial dengan mendirikan distrik administratif di sekitar pulau-pulau yang disengketakan, yang memaksa negara-negara yang terganggu oleh wabah virus corona untuk merespons.
Kritik Jepang terhadap Cina menggemakan komentar serupa yang diungkapkan Amerika Serikat (AS). Komentar itu muncul ketika ketegangan di wilayah itu meningkat ketika Beijing dan Washington melakukan latihan militer terpisah di Laut Cina Selatan yang kaya sumber daya dan saat hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia memburuk.
BACA JUGA: Jepang Maju, Kenapa Mesir Tidak?
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin (13/7/2020) menolak klaim China untuk sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut Cina Selatan, dengan mengatakan Beijing “benar-benar melanggar hukum.”
Jepang melihat Cina sebagai ancaman jangka panjang dan lebih serius dari Korea Utara yang bersenjata nuklir. Beijing sekarang menghabiskan empat kali lebih banyak dari Tokyo untuk pertahanan karena membangun militer modern besar. []
SUMBER: REUTERS