DALAM hidup tak jarang kita menemui situasi yang dianggap berat, buntu dan seolah tidak ada jalan keluar lagi. Mau apa lagi? Tidak ada lagi yang bisa saya lakukan, semuanya jalan bantu. Tidak ada orang yang mau membantu. Semua orang meninggalkanku. Tiada ada lagi yang bisa dilakukan. Sehingga cukup alasan saya untuk menyerah…
Jika itu yang kamu rasakan maka jawaban terbaiknya adalah jangan menyerah! Ada Allah SWT yang akan senantiasa menolong hambaNya yang tengah berada dalam kesulitan.
Yang perlu kita lakukan adalah bersabar dengan apa yang menimpa kita. Lalu apakah bersabar berarti pasrah tak melakukan apa-apa?
BACA JUGA: Keutamaan Sabar Menghadapi Musibah
Sabar tidak berarti menyerah
Berapa banyak nabi yang berperang bersama pengikut mereka yang bertakwa? Namun mereka tidak menjadi lemah karena bencana, tidak lesu dan tidak menyerah karena mereka berada di jalan Allah SWT. Dan Allah SWT menyukai orang-orang yang sabar. (QS Ali Imran:146)
Alquran telah menggambarkan bagaimana kokohnya para pengikut para nabi. Mereka berperang dan mereka ditimpa bencana, tetapi mereka tidak lemah, tidak lesu dan tidak menyerah. Karena ketakwaan dan kesabaranlah yang membuat mereka begitu kokoh setegar batu karang.
Perang dan bencana di hadapan kita
Kita, saat ini, sama seperti para pengikut nabi yang digambarkan pada ayat di atas. Kita saat ini sedang berperang dan sedang ditimpa bencana. Dengan kata lain kita saat ini sedang menghadapi musuh dan sedang ditimpa musibah yang cukup besar.
Siapa musuh kita? Musuh kita bukan hanya orang yang ingin menghancurkan Islam saja, tetapi yang termasuk musuh kita juga adalah kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan jauhnya umat Islam dari ajaran Islam itu sendiri.
Apalagi ketika kita juga sedang ditimpa bencana. Namun bencana sesungguhnya bukan hanya tsunami, gunung meletus, banjir atau wabah penyakit melainkan hilangnya semangat masyarakat untuk memperbaiki diri dan hilangnya hati nurani sebagian besar pemimpin kita.
Sifat anarkis yang sering kita jumpai di TV, adalah bukti nyata keputus-asaan masyarakat karena merasa tidak ada usaha lain lagi yang bisa diperbuat.
Bersabarlah!
Bersabar bukan berarti harus diam. Bersabar artinya tidak menyerah, artinya lagi tetap dalam perjuangan. Tetap berperang dan tetap memperbaiki diri. Akan lebih baik bukan untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain disekitar Anda karena ujung-ujungnya akan berdampak kepada Anda juga.
Bagaimana supaya bisa bersabar? Ayat berikut akan menjawab pertanyaan ini:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS Al Baqarah:45-46).
Kamu akan mudah bersabar jika kamu termasuk orang-orang yang khusyu’ yaitu orang yang meyakini akan menemui Tuhannya dan yakin bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Bagi orang-orang khusyu’ berputus asa atau menyerah adalah pantangan karena meraka yakin bahwa segala yang datang itu dari Allah SWT dan akan kembali kepada Allah SWT.
BACA JUGA: Menderita tapi Tetap Sabar Seperti Nabi Ayub, Siapakah Dia?
Sementara kekhusyu’-an akan datang jika Anda memiliki ilmu dan secara konsisten mendengarkan serta memahami kandungan Al Quran, seperti yang dijelaskan dalam ayat berikut:
Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman . Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (QS. Al Israa’:107-109).
Jika kita masih sering bertanya apakah harus menyerah, mungkin kita masih kurang memiliki keshabaran dalam diri kita.
Sudahkah kita memperbaiki shalat kita?
Mungkin, di mata manusia, kita tidak bisa melihat solusi. Seolah tidak ada lagi jalan keluar dari masalah yang kita hadapi. Dan kadang kita seperti sudah punya cukup alasan untuk menyerah.
Ingat, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Bagaimana pun mustahilnya mengatasi masalah kita, bagi Allah itu mudah sada jika Allah berkehendak menolong kita.
Shabar dan shalat adalah cara minta tolong kepada Allah. Pertanyaannya sudah benarkah shalat kita. Sejauh mana tata cara shalat kita lakukan dengan benar. Sejauh mana kita disiplin shalat tepat waktu dan di masjid. Sejauh mana kita khusyu’ saat shalat.
Jangan dulu bertanyakan apakah harus menyerah, tetapi sudahkah kita memperbaiki shalat kita?
Jika ada pertolongan Allah kenapa harus menyerah?
Harapan pertolongan dari makhluk memang ada batasnya. Jika kamu merasa sudah tidak ada jalan, mungkin karena harapan kita banyak kepada makhluk. Mulai sekarang, mantapkanlah bahwa harapan itu hanya kepada Allah.
Allah tempat bergantung. Bukan makhluk, bukan manusia, bukan ilmu, bukan manajemen, bukan metode, dan lain-lain. Allahlah yang akan memberikan petolongan kepada kita.
Kita memang harus ikhtiar. Ikhtiar sambil benar-benar menggantungkan harapan 100% kepada Allah. Ikhtiar kita hanyalah wasilah untuk kita mendapatkan pertolongan Allah.
Jadi, saat ada pertanyaan dalam hati, “Apakah harus menyerah?” Tidak, sebab ada Allah yang akan menolong kita. []
SUMBER: MOTIVASI ISLAMI