ABU Salamah RA, atau nama aslinya Abdullah bin Abdul Asad, memeluk Islam pada masa permulaan Islam, begitu juga dengan istrinya, Ummu Salamah. Sebagian riwayat menyebutkan, ia orang ke sepuluh yang memeluk Islam. Karena tekanan dan gangguan yang begitu hebat dari kaum Quraisy, mereka berdua ikut hijrah ke Habasyah. Disanalah lahir anak mereka yang pertama Salamah. Setelah beberapa waktu di Habasyah, mereka kembali lagi ke Makkah.
Ketika datang perintah hijrah ke Madinah, Abu Salamah dan Istrinya, Ummu Salamah pun memenuhi perintah ini, mereka berangkat menaiki unta. Anak satu-satunya yang masih kecil, Salamah dalam gendongan ibunya di dalam sekedup. Tetapi kaum kerabat Ummu Salamah, Bani Mughirah, tidak rela jika salah satu anggota kaumnya pergi ke Madinah, karena itu beberapa orang mengejar Abu Salamah dan merebut kendali unta yang membawa istri dan anaknya, mereka berkata, “Ini jiwamu, engkau memenangkannya atas kami. Tidakkah engkau tahu, atas dasar apa kami membiarkanmu berjalan dengannya di negeri ini?”
Abu Salamah pun tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi tidak cukup sampai disitu, kerabat Abu Salamah dari Banu Abdul Asad ternyata tidak rela kalau Salamah sebagai bagian dari kaumnya berada di Banu Mughirah, karena itu mereka merebutnya dari Ummu Salamah. Setelah berhasil, ternyata mereka tidak membiarkan Salamah untuk ikut ayahnya hijrah ke Madinah.
Walau kecintaannya begitu besar terhadap istri dan anaknya, perintah Allah dan RasulNya di atas segalanya. Abu Salamah tetap meneruskan hijrah ke Madinah tanpa orang-orang yang dicintainya. Setelah sekitar satu tahun berpisah, barulah Ummu Salamah dibiarkan kaumnya menyusul suaminya ke Madinah. Salamahpun diberikan bani Abdul Asad pada Ummu Salamah untuk dibawa ke Madinah.
Abu Salamah ikut terjun dalam perang Badar dan Uhud. Pada perang Uhud, ia mengalami luka parah, yang berakibat ia menderita berkepanjangan. Ketika lukanya belum sembuh sepenuhnya, Rasulullah SAW menunjuk dirinya untuk memimpin pasukan kecil berkekuatan 150 orang sahabat, untuk menyerang Bani Asad bin Khuzaimah. Bani Asad menghimpun kekuatan secara rahasia untuk menyerang Madinah, yang dikoordinasikan oleh dua orang bersaudara, Thalhah dan Salamah bin Khuwailid.
Pasukan yang dipimpin Abu Salamah ini berhasil melumpuhkan Bani Asad. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharam tahun 4 hijriah. Tetapi akibat pertempuran ini, luka-lukanya pada perang Uhud yang belum sepenuhnya sembuh, menjadi kambuh kembali, bahkan semakin parah, sehingga akhirnya ia menemui syahid pada bulan Jumadil Akhir tahun 4 hijriah.
Dari pernikahannya dengan Ummu Salamah, ia mempunyai empat anak. Selain Salamah, anak lainnya adalah Umar, Durah, dan Zainab. Zainab ini masih di dalam kandungan ketika Abu Salamah wafat.
Ketika masih hidupnya, Ummu Salamah pernah menginginkan agar mereka saling berjanji untuk tidak menikah lagi, jika salah satu dari mereka meninggal terlebih dahulu. Tetapi Abu Salamah menginginkan agar Ummu Salamah taat kepadanya sebagai suaminya, dan ia berkata, “Jika aku meninggal dahulu, menikahlah engkau.”
Setelah itu Abu Salamah berdoa, “Ya Allah, apabila saya meninggal nanti, nikahkanlah Ummu Salamah dengan lelaki yang lebih baik daripada saya, yang tidak akan menjadikan hatinya bersedih, yang tidak akan memberikan kesulitan kepadanya.”
Allah mengabulkan doa Abu Salamah ini, dan sepeninggal dirinya, ternyata Rasulullah SAW berkenan untuk menikahi Ummu Salamah. []
Referensi: 101 Sahabat Nabi/Hepi Andi Bustomi/Pustaka Al-Kautsar