DI antara manusia pasti ada saja orang-orang yang memiliki hati tak semulus seharusnya. Pasti saja ada hati yang masih berkerikil. Maknanya, ia sealalu saja bersikap jelek terhadap orang lain. Baik itu dari ucapan maupun dari perbuatan. Orang yang seperti itu biasanya akan menyebabkan sakit hati seseorang yang disakiti.
Nah, jikalau ada yang menyakiti Anda, janganlah Anda mudah untuk bersedih. Tanyailah diri Anda, “Apakah kemungkinan terburuk yang akan terjadi?” Lalu siapkah diri untuk menyambutnya dan memikulnya. Dan kerjakan dengan hati-hati agar bisa menghadapi kemungkinan itu dengan sikap terbaik.
“(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Oleh karena itu, takutlah kepada mereka.’ Maka perkataan itu malah menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung’,” (QS. Ali Imran: 173).
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan kepadanya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi (keperluan)nya,” (QS. Ath-thaalaq: 2-3).
“Allah akan menjadikan kemudahan sesudah kesulitan,” (QS. Ath-Thalaaq: 7).
“Ketahuilah, bahwa pertolongan itu, datang sesudah kesabaran; kelapangan datang sesudah kesulitan; dan kemudahan datang sesudah kesulitan.”
“Aku (Allah) sesuai perasangka hamba-Ku terhadap-Ku, maka silahkan dia berperasangka terhadap-Ku sesuai kehendaknya.”
“Maka, Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dialah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui,” (QS. Al-Baqarah: 137).
“Dan bertawakallah kepada Dzat Yang Mahahidup yang tidak pernah mati (Allah),” (QS. al-Furqan: 58).
“Niscaya Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada kaum mukmin) atau siksa dari sisi-Nya (kepada non mukmin),” (QS. Al-Maidah: 52).
“Tidak ada yang bisa menjelaskan terjadinya hari kiamat itu, selain Allah,” (QS. An-Najm: 58).
Al Husain bin Mathir Al-Asadi berkata:
Bila Allah memudahkan urusan, tentu semua menjadi mudah, yang keras menjadi lembut, yang sulit akan menjadi gampang. Berapa banyak orang tamak yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya, berapa pula asa mendatangkan berita gembira. Berapa banyak penakut menjadi menakutkan dan mengerikan, berapa banyak orang yang hemat menjadi kaya dan berapa banyak peristiwa yang manis menjadi pahit. Sungguh dunia menipu, orang kaya bisa jadi fakir sedang orang fakir dijadikan kaya setelah melalui kesulitan. Dan berapa banyak yang telah kita saksikan orang hidup dalam kekotoran, sedangkan lainnya menjadi suci setelah membersihkan kotorannya.
Maka, dari itu tak ada alasan untuk kita terlarut dalam kesedihan akibat disakiti orang lain. Biarkanlah orang menyakiti tapi jangan biarkan diri kita menyakiti orang lain. Jadilah orang yang berguna atau pun bermanfaat bagi sesama. Jang menjadi orang yang merugikan orang lain dengan saling menyakiti.
Sumber: Jangan Bersedih Setelah Kesulitan Ada Kemudahan/Karya: Dr. Ayidh bin ‘Abdullah Al-Qarni/Penerbit: Irsyad Baitus Salam