Oleh: Hendro Noor Herbanto
Penulis dan Komposer
HIDUP kita di alam dunia ini semata-mata untuk beribadah menyembah kepada Yang Menciptakan kita. Dia-lah Allah, Tuhan Yang Maha Hidup dan Dia tidak pernah tidur, malahan Dia sangat sibuk mengurus segala urusan makhluk-Nya.
Ar-Rahman (55): 29
Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.
Allah menciptakan diri kita dari sepasang laki-laki dan perempuan dari peran orangtua kita sehingga terlahirlah kita di dunia ini.
Segala hal yang Allah ciptakan semuanya serba berpasangan. Ada langit sebagai atap dan bumi sebagai tempat tinggal. Ada malam sebagai waktunya beristirahat dan siang sebagai waktunya bekerja. Termasuk ada kita sebagai manusia, ada yang berjenis kelamin laki-laki dan ada yang perempuan.
Fatir (35): 11
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.
Informasi di dalam ayat tersebut menyebutkan kata “berpasangan” untuk laki-laki dengan perempuan dan kata “perempuan” untuk mengandung dan melahirkan anak dari hasil pernikahan berlainan jenis kelamin.
Tidak ada satu ayat pun informasi di dalam Al-Qur’an yang menyebutkan adanya pernikahan sesama jenis kelamin, semisal laki-laki menikah dengan laki-laki atau perempuan menikah dengan perempuan. Dan tidak pernah satu kali pun terjadi, jika pasangan sesama jenis melakukan hubungan secara seksual akan menghasilkan keturunan (anak).
Berikut beberapa ayat yang menjelaskan secara lengkap dan jelas:
An-Nisa (4): 1
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
An Nahl (16): 72
Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?
An Nur (24): 26
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Kita dahulu di sekolah menengah pernah belajar tentang teori Kromosom X dan Y sebagai pembeda jenis kelamin.
Kromosom manusia berjumlah 23 pasang atau 46 buah. Untuk memudahkan identifikasi maka pasangan kromosom tersebut di beri nomor urut 1 s/d 22 yang merupakan kromoson “rancang badan”, sedangan pasangan untuk nomor urut terakhir atau nomor 23, yang merupakan kromosom “jenis kelamin” diberi nama kromosom X dan Y. Kromosom inilah yang nantinya menentukan apakah seseorang berjenis kelamin perempuan (XX) ataukah laki-laki (XY).
Allah menakdirkan kita untuk berpasangan dengan lawan jenis kita sendiri dengan maksud untuk meneruskan kelangsungan hidup generasi penerus yang saleh dan salehah, generasi yang mengerjakan shalat dan menunaikan zakat serta keturunan yang menghasilkan karya-karya yang bermanfaat dan berguna untuk diri sendiri, orang banyak serta seluruh umat manusia.
Contoh lainnya ada pada hewan-hewan di sekitar kita, misalnya kucing. Kucing jantan pasti pada musim kawin akan tertarik dengan kucing betina. Bahkan ada beberapa hewan yang harus memenangkan petarungan dengan jantan lainnya untuk memperebutkan hewan betina yang ingin dikawininya.
Menikah pada dasarnya adalah untuk menyatukan dua lawan jenis yang berbeda, yakni berbeda pemikiran dan perasaan. Sebagai contoh jika laki-laki lebih dominan menggunakan logika daripada perasaan, pada perempuan justru sebaliknya lebih dominan menggunakan perasaan dibanding logika.
Perasaan Logika
Perempuan : 75% + 25%
Laki laki : 25% + 75% +
Jumlah : 100% 100%
Ternyata jika dijumlahkan, baik laki-laki maupun perempuan keduanya butuh pasangan untuk saling melengkapi kekurangan yang ada.
Jika sudah siap secara fisik, biologis dan mental, segeralah menikah, karena kita butuh pendamping hidup untuk saling mengisi dan melengkapi.
Janganlah kita terlalu banyak “ketakutan” untuk menikah. Ada yang takut belum siap, takut tidak bisa sukses jika sudah berumah tangga, takut belum mapan untuk menghidupi keluarga, takut tidak bisa kreatif lagi, dan berbagai ketakutan lainnya.
Ternyata berbagai ketakutan tersebut, kita sendirilah yang menciptakannya. Istilahnya terlalu banyak angan-angan yang membuat kita tidak yakin untuk bisa melangkahkan kaki untuk mengakhiri masa lajang dan mempunyai tekad yang bulat untuk segera menikah.
Muda itu pasangannya tua. Sehat itu pasangannya sakit. Waktu luang itu pasangannya waktu sempit. Kaya itu pasangannya miskin. Dan hidup itu pasangannya mati.
Kita semua pasti sudah, sedang dan akan merasakan lima perkara tersebut di atas. Semuanya telah Allah atur dan rencanakan untuk terjadi kepada semua manusia ciptaan-Nya. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa memilih hidup yang bermanfaat hingga ajal menjemput kita nanti.
Sesungguhnya manusia itu adalah makhluk sosial yang butuh pendamping hidup selama ia masih hidup di dunia ini.
Hidup yang berguna adalah hidup untuk merencanakan dan memutuskan segera menikah, dan kalau bisa menikahlah di usia yang muda dan produktif. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena kita tidak mau dan takut untuk memilih tujuan hidup kita yang sesungguhnya.
Jadi jangan takut untuk menikah muda dan produktif. Masalah mungkin akan selalu ada di dalam mengarungi pernikahan di usia muda. Tetapi bagi mereka yang sudah menjalani (termasuk saya) dan terbukti sukses menikah di usia muda dan produktif, sangat menyadari dan menganggap permasalahan yang timbul tersebut sebagai bumbu penyedap di awal perjuangan dalam membina rumah tangga. Allah jualah yang nantinya akan mencukupkan segala kebutuhan hidup bersama pasangan kita.
Contohlah Rasulullah SAW yang menikah muda di usia produktif yaitu 25 tahun. Beliau menjadi lebih hebat lagi dalam menjalankan dakwahnya. Menjadi Panglima Perang yang memimpin di banyak medan perang. Menjadi suami yang baik buat istri dan anak-anak keturunannya. Menjadi seorang pedagang yang kaya, baik kaya hati maupun kaya materi. Akhirnya menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi banyak orang dan alam sekitarnya.
Semua kesuksesan yang Rasulullah SAW dapatkan itu, dapat diraih dan dimulai dari langkah satu, yaitu membulatkan tekad untuk menikah di usia muda dan produktif serta menikah dengan pasangan hidup yang berjenis kelamin perempuan tentunya.
Jadi buat laki-laki, jika sudah siap untuk menikah, jangan buang kesempatan untuk segera menikah. Dan buat perempuan juga jangan takut jika ada laki-laki yang melamar anda untuk mengajak menikah.
Arungi kehidupan di dunia bersama pasangan. Tawa-canda dan suka-duka pasti silih berganti mewarnai hidup bersama nantinya.
Alangkah indahnya jika kita sedang dalam keadaan lelah setelah beraktivitas mengejar cita dan harapan, ada kekasih hati yang menguatkan untuk mengarungi bersama-sama ujian dan cobaan. Saat dihinggapi berbagai masalah ada kekasih halal untuk menyemangati dan menghadapinya bersama-sama. Di saat hati sedang galau dan bimbang, ada pundak yang siap dijadikan sebagai tempat bersandar dan berkasih sayang.
Ar-Rum (30): 21
Dan diantara tanda-tanda (kebesaran-)Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Oh alangkah indahnya hidup ini, menjadi hidup lebih hidup dan terasa tenteram serta penuh dengan warna.
Semoga bermanfaat….wallahu ‘alam bishawab. []