كَيْفَ يَشْرُقُ قَلْبٌ صُوَرُ الْأَكْوَانِ مِنْطَبِعَةٌ فِيْ مِرْآتِهِ أَمْ كَيْفَ يَرْحَلُ إِلَى اللهِ وَ هُوَ مُكَبَّلٌ بِشَهَوَاتِهِ أَمْ كَيْفَ يَطْمَعُ أَنْ يَدْخُلَ حَضْرَةَ اللهِ وَ هُوَ لَمْ يَتَطَهَّرْ مِنْ جَنَابَةِ غَفَلَاتِهِ أَمْ كَيْفَ يَرْجُوْ أَنْ يَفْهَمَ دَقَائِقَ الْأَسْرَارِ وَ هُوَ لَمْ يَتُبْ مِنْ هَفَوَاتِهِ.
“BAGAIMANA Dapat terang hati seseorang yang gambar dunia itu terlukis dalam lensa atau cermin hatinya. Atau, bagaimana akan pergi menuju kepada Allah SWT, padahal dia masih terikat (Terbelenggu) oleh syahwat hawa nafsunya. Atau, bagaimana akan dapat masuk ke hadirat Allah SWT padahal dia belum bersih (suci) dari kelalaiannya yang disini diumpamakan dengan janabat nya titik atau, bagaimana mengharap dan mengerti rahasia yang halus (dalam), Padahal dia belum tahu dari kekeliruan-kekeliruan nya. ” (Syarah al Hikam)
BACA JUGA: Menggabungkan Niat Ibadah dan Tujuan Duniawi
Saudaraku, jikalau hati kita masih didominasi dengan duniawi maka akan sulit untuk hati ini bisa khusyuk mengingat Allah SWT. Jika pikiran kita ini masih lebih banyak berisi dengan dunia, maka akan sulit bagi pikiran kita untuk memikirkan akhirat.
Lalu, apakah tidak boleh kita sibuk dengan dunia tanda tanya tentu boleh karena kita memang hidup di dunia saat ini dan hidup kita sehari-hari semuanya adalah tentang dunia. Akan tetapi, sibuklah pada urusan dunia yang Allah SWT Ridhai. Supaya kesibukan kita menjadi ibadah di hadapan Allah SWT. Supaya kesibukan kita tidak hanya menghasilkan sesuatu yang duniawi melainkan ada nilai ibadahnya sehingga menjadi pahala bagi kita.
Karena, kita tidak akan bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT jika diri kita masih berlumur dengan kemaksiatan yang hampir terus berulang setiap hari dan tidak kita tobati.
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah SWT dengan hati yang bersih.” (QS Asy syu’ara: 88-89)
Saudaraku, melihat dunia ini Lihatlah bahwa ini hanyalah tempat mampir yang sementara dari perjalanan kita yang sesungguhnya. Di persinggahan Inilah kita mempersiapkan bekal untuk kehidupan di tujuan perjalanan kita yaitu akhirat.
Oleh karenanya, kesibukan kita di dunia adalah kesibukan dalam rangka mengumpulkan bekal tersebut. Dan bekal itu berupa amal Salih. Jika kita ingin punya sebuah mobil yang bagus maka tanyakan di hati kita untuk apakah punya mobil seperti itu.
Apakah untuk pamer, untuk terlihat sukses di hadapan orang lain untuk mendapat pujian makhluk, atau untuk bisa mengajak keluarga lebih leluasa datang ke majelis ilmu, atau agar lebih mudah mempererat silaturahim?
Tanyakan apa niat kita setiap kali ada keinginan duniawi seperti itu. Jangan jadi merasa lebih mulia dibanding orang lain hanya karena kita memiliki mobil baru. Jangan meremehkan orang lain yang belum memiliki mobil.
Boleh kita punya mobil, tapi tidak boleh jika mobil itu malah menjadi sumber dosa bagi kita karena sikap sombong, kufur dan merendahkan orang lain. Punya mobil haruslah menjadi tambahan Jalan bagi kita untuk mendapatkan pahala dan ridho Allah SWT.
Begitu juga dengan jabatan. Boleh kita berusaha meraih jabatan tertentu posisi yang tinggi yang besar pengaruhnya, tapi bukan dengan niat untuk memperkaya diri melainkan dengan niat supaya melalui jabatan atau posisi itu kita bisa lebih menebar manfaat untuk orang banyak agar kita bisa membangun budaya kerja yang jujur dan amanah.
Jabatan tinggi yang kita miliki adalah jalan untuk beramar ma’ruf nahi munkar dan saling ingat mengingatkan dalam kebaikan. tidak sedikitpun ada rasa sombong atas jabatan yang kita raih itu, karena yang kuasa memberikan kekuasaan dan mencabutnya kembali dari makhluk adalah Allah SWT.
Awalnya kita tidak punya jabatan, kemudian Allah SWT karuniakan Jabatan itu, sebelum pada akhirnya Allah SWT cabut kembali dan dipergilirkan kepada orang lain. Episode memiliki jabatan adalah kesempatan yang Allah SWT berikan kepada kita untuk bisa memberikan seluas-luasnya manfaat bagi orang lain.
Maka niatkanlah jabatan tersebut sebagai ladang ibadah titik saudaraku dunia ini dipenuhi dengan berbagai perhiasan yang indah dan memikat hati.
BACA JUGA: 4 Tanda Penyakit Cinta Dunia
Boleh kita memiliki keindahannya tapi cukuplah di tangan kita saja dan bukan untuk kita kuasai melainkan untuk kita Tebarkan manfaatnya terhadap sesama sebagai ibadah kita. Adapun hati tetap bersih dari dunia dan hanya didominasi oleh Dzikrullah. []