PERBUATAN zina kini kian merebak. Jumlahnya tidak bisa terhitung lagi. Bahkan, kini perbuatan itu tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Secara terang-terangan pun para pelaku zina berani. Mengingat, di beberapa negara tertentu, perbuatan ini tidaklah menerima hukuman yang begitu berat. Sehingga, tak bisa dipungkiri lagi, perbuatan ini akan terus menerus menyebar luas.
Setan pun sangat giat menghasut manusia agar terjerumus pada lubang dosa yang satu ini. Setan akan menggoda manusia, baik itu yang belum menikah hingga yang sudah menikah. Ditambah lagi manusia memiliki nafsu. Di mana nafsu itu bisa lebih berkuasa daripada akal sehatnya.
Sebagaimana dikisahkan di zaman Rasuulullah ﷺ. Ketika itu datang seorang pemuda kepada Nabi ﷺ. Ia datang untuk meminta izin kepada Nabi ﷺ untuk melakukan zina. Tentu saja, perbuatan itu jelas mengundang marah orang-orang yang mendengarnya.
Namun, Rasulullah ﷺ, yang memiliki hati sabar, tidak langsung memarahi apalagi membentak dan menghukumnya. Nabi ﷺ menyuruhnya agar mendekati dirinya. Kemudian beliau menasihati pemuda tersebut.
Rasulullah ﷺ mulai bersabda, “Adakah kamu suka itu (perbuatan zina) terjadi kepada Ibumu?” Lantas pemuda itu menjawab, “Demi Allah, tidak! (Aku lebih sanggup) Allah jadikan aku tebusan (kematianku) bagimu!”
Rasulullah ﷺ menyambung, “(Begitulah juga halnya) orang ramai tidak suka hal itu (terjadi) kepada ibu-ibu mereka.”
Rasulullah ﷺ bersabda lagi, “Adakah kamu suka itu (perbuatan zina) terjadi kepada anak perempuanmu?” Lantas pemuda itu menjawab, “Demi Allah, tidak! (Aku lebih sanggup) Allah jadikan aku tebusan (kematianku) bagimu!”
Rasulullah ﷺ menyambung, “(Begitulah juga halnya) orang ramai tidak suka hal itu (terjadi) kepada anak-anak perempuan mereka.”
Rasulullah ﷺ mula bersabda, “Adakah kamu suka itu (perbuatan zina) terjadi bibi-bibimu, saudari ayahmu?” Lantas pemuda itu menjawab, “Demi Allah, tidak! (Aku lebih sanggup) Allah jadikan aku tebusan (kematianku) bagimu!”
Rasulullah ﷺ menyambung, “(Begitulah juga halnya) orang ramai tidak suka hal itu (terjadi) kepada bibi-bibimu.”
Rasulullah ﷺ bersabda lagi, “Adakah kamu suka itu (perbuatan zina) terjadi kepada bibi-bibimu, saudari ibumu?” Lantas pemuda itu menjawab, “Demi Allah, tidak! (Aku lebih sanggup) Allah jadikan aku tebusan (kematianku) bagimu!”
Rasulullah ﷺ menyambung, “(Begitulah juga halnya) orang ramai tidak suka hal itu (terjadi) kepada bibi-bibi mereka mereka,” (HR. Ahmad).
Tentu kita pun tak ingin keluarga kita terjerumus pada perbuatan zina bukan? Maka, mulailah dari diri kita. Ketika kita akan melakukan perbuatan zina, ingatlah keluarga kita. Jangan sampai perbuatan kotor itu, malah diikuti oleh keluarga kita. Jadi, alangkah lebih baik jika kita meninggalkannya. Hal ini kita lakukan bukan hanya untuk kebaikan diri kita sendiri, melainkan bagi keluarga yang kita cintai di dunia ini. []