Oleh: Ustadz Bobby Heriwibowo
RUBBEN, seorang berkebangsaan Australia. Malam itu di Melbourne, ia berada di kamarnya. Ia ditemani dengan sinar redup lilin. Ia tengah menyelami lautan ruhiyah.
Di pangkuannya terletak Al Quran. Telah lama ia pelajari dan renungi. Malam itu, Rubben berketetapan hati untuk masuk Islam.
Rubben berharap, Allah akan menyambut ‘kedatangannya’. Namun ia menunggu dan menunggu kejutan yg akan Allah kirim untuknya.
“Allah…, aku menunggu-Mu sekarang. Aku berketetapan hati untuk masuk Islam. Aku kini bagai di ujung bukit dan tinggal melompat. Namun aku hanya butuh sedikit energi pendorong dari-Mu… Tunjukkan padaku, ya Allah sedikit kuasa-Mu,” pinta Rubben.
Namun, harapannya bertepuk sebelah tangan… Tak ada satu pun tanda kuasa yang Allah tunjukkan kepadanya. Rubben pun kecewa.
Momen ajaib yang Rubben tunggu sebagai sambutan keislaman dirinya dari Allah SWT tidak ia dapatkan.
Namun, ia telah tetapkan hatinya untuk masuk Islam.
“Mungkin Allah sedang sibuk,” gumamnya.
Lampu kamar pun dia nyalakan. Dan saat ia hendak melanjutkan bacaan Al Quran-nya, sekonyong-konyong Rubben menangis…
Tubuhnya berguncang… Dan ia pun sadar bahwa Allah Swt sungguh menyambutnya…
Ayat Al Quran yang baru dibacanya seolah menunjukkan bahwa tanda-tanda kuasa Allah sungguh telah ada di hadapannya selama ini, namun ia buta tidak memperhatikannya.
Rubben menangis merenungi surat Al Baqarah 164.
Ia percaya bahwa Allah SWT saat itu tengah berbicara kepadanya. Allah mendengar pintanya, dan Allah tunjukkan kepada Rubben tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Siapa yang ingin berbicara kepada Allah Ta’ala maka bacalah Al Quran! []