KABAR dekatnya kiamat telah berlalu empat belas abad silam. Bahkan Rasulullah SAW dalam sabdanya menyampaikan bahwa jarak Beliau SAW dengan kiamat ibarat dekatnya antara jari telunjuk dan jari tengah.Mungkin ada yang bertanya, “Jika kiamat telah dekat, mengapa hingga saat ini belum terjadi?”
Kata-kata ini boleh jadi muncul sebagai bentuk pengingkaran orang kafir atas berita Allah dan Rasul-Nya SAW. Mungkin juga, pertanyaan ini adalah waswas setan yang dibisikkan pada sebagian kalbu kaum muslimin.
BACA JUGA: Keajaiban-keajaiban yang Tidak Biasa saat Kiamat
Adapun orang kafir, perkaranya telah jelas. Ungkapan ini sangat wajar muncul dari mulut orang-orang yang hatinya telah buta dan telinganya telah tuli. Dengan mudahnya mereka mengingkari kiamat dan hari kebangkitan. Allah menyebutkan tentang mereka dalam firman-Nya,
زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَن لَّن يُبۡعَثُواْۚ قُلۡ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبۡعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلۡتُمۡۚ وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
“Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, ‘Tidak demikian, demi Rabb-ku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’ Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. at-Taghabun: 7)
Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman,
عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ ١ عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلۡعَظِيمِ ٢ ٱلَّذِي هُمۡ فِيهِ مُخۡتَلِفُونَ ٣ كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ ٤ ثُمَّ كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ ٥
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui.” (an-Naba: 1-5)
Bagi mereka, cukup kita bacakan firman Allah Yang Mahaagung,
بَلۡ كَذَّبُواْ بِٱلسَّاعَةِۖ وَأَعۡتَدۡنَا لِمَن كَذَّبَ بِٱلسَّاعَةِ سَعِيرًا
“Bahkan, mereka mendustakan hari kiamat. Kami sediakan bagi orang yang mendustakan kiamat api yang menyala-nyala.” (QS. al-Furqan: 11)
Kiamat Dekat Jika Dibandingkan Umur Umat Terdahulu
Kedatangan kiamat adalah urusan yang sudah pasti. Sungguh, segala sesuatu yang pasti kedatangannya, berarti ia adalah perkara yang dekat.
Jarak diutusnya Rasulullah SAW dengan kiamat adalah waktu yang sangat dekat jika dibandingkan umur dunia yang sudah sangat lama. Sejak sebelum Adam as dan Hawa menempati bumi ini. Rasulullah SAW bersabda,
مَثَلُكُمْ وَمَثَلُ أَهْلِ الْكِتَابَيْنِ كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَأْجَرَ أُجَرَاءَ فَقَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ غَدْوَةٍ إِلَى نِصْفِ النَّهَارِ عَلَى قِيرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ الْيَهُودُ. ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ نِصْفِ النَّهَارِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ عَلَى قِيْرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ النَّصَارَى. ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنَ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغِيبَ الشَّمْسُ عَلَى قِيرَاطَيْنِ؟ فَأَنْتُمْ هُمْ. فَغَضِبَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالُوا: مَا لَنَا أَكْثَرُ عَمَلًا وَأَقَلُّ عَطَاءً؟ قَالَ: هَلْ نَقَصْتُكُمْ مِنْ حَقِّكُمْ؟ قَالُوا: لاَ. قَالَ: فَذَلِكَ فَضْلِي أُتِيهِ مِنْ أَشَاءُ
“Perumpamaan kalian dan dua ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) adalah seperti seorang yang menyewa pekerja-pekerja. Ia berkata, ‘Siapakah yang mau bekerja untukku dari pagi hingga tengah siang dengan upah satu qirath?’ Maka bekerjalah Yahudi.
Lalu ia berkata, ‘Siapakah yang mau bekerja untukku dari tengah siang hingga shalat Asar dengan upah satu qirath?’ Maka bekerjalah Nasrani.
Kemudian ia berkata, ‘Siapa yang mau bekerja untukku dari Asar hingga tenggelam matahari dengan upah dua qirath?’ Maka (bekerjalah suatu kaum, dan kalianlah mereka).
Marahlah Yahudi dan Nasrani. Mereka berkata, ‘Mengapa kami yang lebih banyak pekerjaannya, tetapi pemberiannya lebih sedikit?’
Allah berfirman, ‘Apakah Aku mengurangi sesuatu dari hak kalian?’ Mereka berkata, ‘Tidak.’
Allah berfirman, ‘Itulah keutamaan-Ku, Aku berikan kepada siapa pun yang Aku kehendaki’.”
Demikian perumpamaan umat Rasulullah SAW dan umat-umat sebelumnya. Hidup di akhir-akhir kehidupan dunia dengan umur yang sangat pendek, tetapi Allah berkahi dan Allah melipatgandakan pahala mereka.
Ibnu Umar ra mengisahkan, suatu saat sesudah shalat Asar, ketika matahari bersinar dari arah Bukit Qu’aiqi’an, Rasulullah SAW duduk bersama para sahabat. Beliau bersabda,
مَا أَعْمَارُكُم فِي أَعْمَارِ مَنْ مَضَى إِلَّا كَمَا بَقِيَ مِنَ النَّهَارِ وَفِيْمَا مَضَى مِنْهُ
“Tidaklah umur kalian jika dibandingkan umur umat sebelum kalian kecuali seperti apa yang tersisa dari hari ini (yaitu waktu Asar) dan yang telah lalu darinya.”
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّمَا أَجَلُكُم فِي أَجَلِ مَنْ خَلَا مِنَ الْأُمَمِ مَا بَيْنَ صَلَاةِ الْعَصْرِ وَمَغْرِبِ الشَّمْسِ
“Sesungguhnya ajal kalian dan ajal umat-umat yang telah lalu hanyalah seperti masa antara shalat Asar dan tenggelamnya matahari.”
BACA JUGA: Bukan Fakir Miskin Tapi Enggan Zakat, Ini Hukumannya di Hari Kiamat Kelak
Hadits-hadits di atas semuanya menunjukkan bahwa umur dunia yang tersisa sangatlah pendek dibandingkan dengan umurnya yang telah lalu. Umat Nabi Muhammad SAW adalah kaum terakhir yang hidup di muka bumi, sebagaimana Rasulullah SAW adalah rasul terakhir yang Allah utus kepada manusia.
Sesungguhnya apa yang dikatakan dekat oleh Allah dan Rasul-Nya, maka kita katakan itu dekat walaupun manusia menganggapnya jauh. Allah berfirman,
إِنَّهُمۡ يَرَوۡنَهُۥ بَعِيدًا ٦ وَنَرَىٰهُ قَرِيبًا
“Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi).” (QS. al-Ma’arij: 6-7). []
SUMBER: ASSYARIAH