Oleh: Tugiarti, Anggota Kelas Menulis Islampos
MARAH merupakan sifat alami manusia. Ketika ada sedikit hal yang tidak cocok dihati, tersinggung, ia biasanya berlanjut dengan marah. Kala marah telah menguasai diri seorang manusia, maka pikirannya sudah kurang normal. Ucapan dan perbuatan sudah tak terkendali. Puncak tertinggi dari kemarahan itu terjadinya suatu pembunuhan.
Marah yang terbaik adalah manakala marah dikarenakan Allah. Bila ada sesuatu yang menyebabkan Allah tidak ridha, maka dianjurkan untuk marah. Jika tidak marah, maka patut dipertanyakan kecintaannya kepada Allah. Sebaliknya, marah yang harus dihindari dan ditahan, itu bilamana berhubungan dengan urusan perkara duniawi.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mengajari apa yang harus kita lakukan ketika nafsu amarah datang menghampiri, yaitu dengan mengucapkan ta’awudz kepada Allah. Karena hanya Allah saja, sebaik-baik tempat untuk dimintai perlindungan dari segala kejahatan setan dan sekutunya. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang diceritakan oleh Sulaiman bin Shurad:
Aku sedang duduk bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam, lalu ada dua orang lelaki yang saling mencaci. Satu diantaranya wajahnya memerah dan urat lehernya menegang.
Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “sesungguhnya aku mengetahui suatu ucapan yang seandainya dia ucapkan pastilah hilang darinya kemurkaan”. Seandainya dia mengatakan a’uudzu billahi minasy syaithaan (aku berlindung kepada Allah dari setan).
Sulaiman bin Shurad pun menuju kepada orang itu lalu mengabarinya dengan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam dan berkata “berlindunglah kepada Allah dari setan“.
Orang itu menjawab, “apa kamu kira aku ini berpenyakit? Apa aku ini gila? Pergilah!”
Demikianlah pada umumnya orang yang sedang dikuasai amarah, ketika diingatkan sesuatu yang baik untuk dirinya tidak mau menerima. Bahkan menyuruh pergi orang yang mengingatkannya.
Lebih lanjut kita bisa melakukan beberapa hal yang bisa meredakan amarah yang sedang melanda, diantaranya:
Pertama, berwudhu.
Akan lebih baik lagi dilanjutkan dengan shalat. Karena dengan shalat hati menjadi tenang dan damai.
Kedua, ubah posisi.
Bila marah sedang dalam keadaan berdiri maka hendaklah segera duduk. Jika dalam keadaan duduk masih juga marah, maka hendaklah berbaring.
Ketiga, dzikrulloh.
Berdzikir dapat mendatangkan banyak pahala. Ucapan yang keluar dari mulut orang yang sedang marah biasanya tidak karuan seperti orang kurang waras. Nah, dengan berdzikir ucapan yang keluar dari lisan lebih terkendali dan mendapatkan ganjaran yang luar biasa dari Allah. Wallahu a’lam. []
@kelas menulis, 17 Februari 2017.