TANYA: Banyak fenomena pada bulan Ramadhan berbondong-bondong berpuasa tetapi mereka tidak shalat lima waktu. Apakah hal ini berdampak pada diterimanya amal puasa tersebut? Ataukah berlaku hukum bahwa ibadah itu tidak saling berkaitan, selama syarat dan rukunnya sah, ya tetap sah dan diterima Allah?
JAWAB: Sebagaimana penjelasan Ustadz Ahmad Sarwat, Lc., MA dikutip dari rumahfiqih, orang yang mengerjakan puasa dengan memenuhi segala ketentuan baik syarat dan rukunnya, dinilai sah di sisi Allah SWT. Karena syarat diterimanya suatu ibadah jika syarat dan rukunnya terpenuhi. Tetapi meski dia puasanya sah namun ia melakukan dosa besar karena tidak shalat.
Penting untuk dicatat bahwa dosa besarnya karena tidak shalat lima waktu itu tidak membatalkan puasa yang dilakukannya. Sebab keduanya tidak saling menghalangi. Meninggalkan shalat tidak menghalangi sahnya puasa, sebagaimana tidak puasa juga tidak menghalangi sahnya shalat.
Kalau pun ada hubungannya, nanti di akhirat ketika amal kita dihisab. Ada dosa karena meninggalkan shalat dengan sengaja, tapi juga ada pahala karena mengerjakan puasa. Tinggal nanti dihitung, apakah dosanya lebih besar dari pahala yang dimilikinya, atau pahalanya lebih besar dari dosa yang dikerjakan.
Jika masih ada sisa pahala setelah dipotong dengan dosa-dosa, tentu alhamdulillah. Tapi sebaliknya, kalau ternyata semua pahala habis untuk membayar dosa tapi ternyata dosanya tetap masih bejibun karena terlalu banyak, ya apa boleh buat, terpaksa harus mampir dulu untuk jadi penghuni neraka. Naudzu billah.
Kesimpulannya, meski puasanya sah, tapi kalau meninggalkan shalat tentu hukumnya berdosa besar. Dan hati-hati jangan sampai tekor pahala di hari akhirat nanti. []