SEBAGAI seorang istri, tentu sudah menjadi kewajibannya untuk mentaati suami. Hanya saja, seiring perkembangan zaman, banyak istri-istri yang kini mulai menentang pada suaminya. Memang, sekarang ini yang lebih banyak bekerja adalah kaum wanita. Dan di perusahaan-perusahaan tertentu pun yang paling banyak dibutuhkan adalah karyawan wanita.
Mungkin saja, karena sang istri yang lebih berperan aktif dalam mencari nafkah, kini ia merasa dirinya sebagai kepala keluarga. Sehingga, tak sedikit istri yang melakukan tindak kurang sopan terhadap suaminya sendiri.
Sebagai orang yang beriman, sudah barang tentu kita menghindari hal demikian. Kalau pun hal itu telah kita lakukan, maka cobalah untuk mengubahnya. Jika dirasa Anda telah mau dan mencoba untuk berubah, namun belum bisa juga, Anda harus mencari solusi terbaik untuk memcahkan masalah yang Anda hadapi saat ini. Apakah itu?
Hendaknya Anda bertakwa kepada Allah SWT dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menaati suami dalam hal-hal yang makruf. Hendaknya selalu menghadirkan dalam pikiran Anda tentang kewajiban taat kepada suami. Anda akan berdosa bila menentangnya dan Allah akan murka kepada Anda.
Cobalah untuk interopeksi jiwa. Sebab jiwa itu selalu menyuruh pada kejahatan, kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh Allah. Untuk itu, menjadi suatu hal yang penting untuk menginteropeksi jiwanya serta mengingat-ingat saat ia berdiri di hadapan Allah SWT. Di samping, ia juga akan ditanyai tentang ketaatan dan kemaksiatan yang dilakukan kepada suaminya.
Apabila ia telah menghadirkan persoalan-persoalan ini dalam pikirannya, niscaya Allah akan membantunya untuk mentaati suami dan tidak lagi menentang. Namun, jika ia ingin menuruti hawa nafsunya atau mengikuti wanita-wanita ahli maksiat yang tidak pernah peduli dengan perintah Allah, sungguh ia akan rugi di dunia dan akhirat.
Hendaknya ia meneladani kisah-kisah para wanita salaf yang berada di atas petunjuk; istri-istri Nabi SAW, serta wanita-wanita yang baik, bertakwa dan beriman. Ia juga harus meneladani orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan, bukan orang-orang yang melakukan keburukan. Lebih dari itu, ia harus selalu ingat akan kebesaran Allah SWT, takut kepada-Nya serta mentaati perintah-Nya. Karena Allah SWT telah memerintahkannya untuk mentaati suaminya. Dan (hak) suaminya adalah ditaati dalam hal yang makruf. (Syaikh Abdul Aziz bin Baz/Barnamij Nur ala Ad-Darbi). []
Sumber: 150 Problem Rumah Tangga yang Sering Terjadi/Karya: Nabil Mahmud/Penerbit: Aqwam