KONDISI setiap manusia itu berbeda-beda. Pada waktu yang berbeda pun dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan yang mendukungnya. Seseorang bisa saja dalam keadaan, sedih, senang, risau, gelisah dan sebagainya. Namun, dikatakan bahwa ada orang yang berada dalam keadaan tidak senang dan sedih. Siapakah dia?
Salah seorang cedekiawan berkata, “Siapa yang merasa sedih dan risau bukan karena tiga hal, maka ia tidak mengenal sedih dan senang, yaitu:
1. Risau terhadap imannya, apakah iman itu akan selalu berada dalam dirinya sampai mati atau tidak.
2. Risau terhadap perintah Allah, adakah ia bisa mengerjakannya dengan sempurna atau tidak.
3. Risau terhadap orang-orang yang mempunyai sangkut paut dengannya, apakah ia nanti bisa selamat dari tuntutan mereka atau tidak.”
Itulah ketiga alasan yang seharusnya membuat hati seorang Muslim merasa risau. Namun, banyak dari kita yang tidak mengindahkan ketiganya. Bahkan, tidak memikirkan akan hal itu. Kalau pun merasa risau, ketiga hal tersebut bukanlah alasannya. Orang seperti itulah yang dikatakan sebagai orang yang tidak mengenal sedih dan senang. Jadi, makna dari sedih dan senang yang sesungguhnya itu tidak benar-benar ia rasakan. []
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa 2/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang