ERA globalisasi telah memberikan pengaruh terhadap proses perubahan tatanan sosial masyarakat. Perubahan sosial sebagai dampak dari adanya globalisasi adalah terjadinya modernisasi.
Modernisasi dianggap sebagai hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mentransformasi kehidupan masyarakat dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.
Modernisasi telah menciptakan berbagai perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Perubahan tersebut tidak hanya di bidang teknologi saja, melainkan mencakup bidang sosial, politik, ekonomi dan budaya. Termasuk dalamnya perubahan gaya hidup dan gaya berbusana.
BACA JUGA: Muslimah Cantik, Menjadikan Malu sebagai Mahkota Kemuliaannya
Modernisasi memberikan dampak yang sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat khususnya bagi muslimah. Modernisasi memang telah memberikan dampak positif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun tidak dipungkiri bahwa pengaruh modernisasi memberikan dampak negatif yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat hampir di seluruh belahan dunia.
Salah satu dampak negatifnya adalah gaya hidup kebarat-baratan yang kemudian di adopsi oleh umat Islam.
Dalam hal berbusana tidak sedikit muslimah yang mempertontonkan kemolekan wajah, rambut dan tubuhnya. Fenomena tersebut bagi masyarakat dianggap wajar bahkan modern, mirisnya stigma negatif justru selalu dilontarkan terhadap muslimah yang menutup auratnya. Budaya hidup modern telah mengikis identitas muslimah.
Di Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya muslim, sebagian muslimah masih ada yang berhijab.
Aturan Berbusana Dalam Islam
Islam telah memberikan aturan yang jelas dan tegas. Setiap muslimah yang sudah baligh diperintahkan untuk menutup auratnya yang meliputi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya seorang anak perempuan jika telah haidh (baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali wajah dan kedua tangannya hingga pergelangan tangan.” (HR. Abu Dawud)
BACA JUGA: Praktis, Ini Kiat-Kiat Berhijab bagi Muslimah
Dalam kehidupan umum, seorang muslimah wajib menutup auratnya dengan jilbab (baju kurung) dan khimar (kerudung). Allah SWT berfirman: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab:59)
Jilbab atau pakaian semacam baju kurung yang digunakan harus longgar dan tidak membentuk lekuk tubuh, tidak transparan, tidak mencolok, tidak menyerupai pakaian laki-laki, tidak diberi wangi-wangian (parfum).
Allah SWT berfirman:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,…” (QS.An-Nuur: 31)
Ayat di atas menerangkan kewajiban bagi muslimah untuk menutup auratnya dengan khimar (kerudung) serta memanjangkannya hingga menutupi dada. Kerudung yang digunakan tidak boleh transparan, tidak mencolok/tabarruj dan tidak membentuk hingga menyerupai punuk unta.
“Wanita yang berpakaian tapi telanjang berlenggak-lenggok dan menggoda kepala mereka seperti punuk unta yang miring Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya walaupun baunya tercium dari perjalanan sekian dan sekian.” (HR Muslim)
Maka, hakikat berhijab adalah untuk menutup aurat dan keindahan seorang wanita. Bukan sekadar mengikuti trend fashion dan mengekspose keindahan tubuh. Sehingga dapat dilihat oleh setiap mata yang memandangnya terlebih pada laki-laki yang bukan mahramnya.
BACA JUGA: Muslimah Berjilbab, Jangan Lupa Pakai Mihnah
Ironis, saat ini banyak muslimah dengan sukarela mengumbar aurat dan lebih percaya diri dengan kostum ala kebarat-baratan yang tidak sesuai syariat, yang justru akan membangkitkan syahwat. Padahal dengan menutup aurat kemuliaan dan kehormatannya akan terjaga.
Menutup aurat secara sempurna adalah konsekuensi atas keimanan serta wujud dari ketakwaan seorang muslimah kepada Allah subhanahu wata’ala. Ketundukkan dan kepatuhannya terhadap segala perintah dan larangan Allah, dengan niat untuk meraih ridha Allah semata tanpa mencari-cari penilaian manusia.
Kemuliaan akan diperoleh bagi siapa saja yang bertakwa kepada Allah. Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu”. (QS Al-Hujurat ayat 13).
Wallaahua’lam bishshowwab. []