JIMA suami istri merupakan sedekah. Apa maksudnya?
Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.”
Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?”
Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala,” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah).
BACA JUGA: Jima tapi Tidak Sadar Ternyata Istri Haid
Jima Suami Istri, Ibadah
Karena bertujuan mulia dan bernilai ibadah itu lah setiap hubungan jima dalam rumah tangga harus bertujuan dan dilakukan secara Islami, yakni sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunah Rasulullah ﷺ.
Jima Suami Istri, Tujuannya
Hubungan intim atau jima, menurut Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam Ath-Thibbun Nabawi (pengobatan ala Nabi), sesuai dengan petunjuk Rasulullah memiliki tiga tujuan: memelihara keturunan dan keberlangsungan umat manusia, mengeluarkan cairan yang bila mendekam di dalam tubuh akan berbahaya, dan meraih kenikmatan yang dianugerahkan Allah.
BACA JUGA:Jima Ronde Kedua, Ini Persiapannya!
Jima Suami Istri, Jangan Ditinggalkan
Ulama salaf mengajarkan, “Seseorang hendaknya menjaga tiga hal pada dirinya: Jangan sampai tidak berjalan kaki, agar jika suatu saat harus melakukannya tidak akan mengalami kesulitan; Jangan sampai tidak makan, agar usus tidak menyempit; dan jangan sampai meninggalkan hubungan seks, karena air sumur saja bila tidak digunakan akan kering sendiri.” Allahu alam. []