MAKHLUK di dunia bukan hanya manusia atau pun hewan dan tumbuhan, melainkan ada makhluk-makhluk lain yang tidak pernah kita sadari. Mereka pun hidup berdampingan dengan manusia, hanya saja mungkin kita belum pernah melihatnya. Merekalah jin, yang diciptakan berbeda dari manusia. Lalu, apakah manusia bisa melihat jin?
Jin dalam bentuk aslinya tidak dapat dilihat oleh manusia. Manusia hanya dapat melihat jelmaannya saja. Misalnya, jin mengubah bentuk menjadi keledai, ular, anjing atau menyerupai manusia.
Jin dapat pula menyerang manusia. Wujud seperti itu dapat dilihat. Kalau jin mengubah bentuk seperti itu, manusia bisa memukul, menembak sampai dia mati. Jika jelmaannya mati, jinnya benar-benar mati. Kalau tidak, dia akan enak saja merajalela, menakut-nakuti manusia sehingga berantakan dibuatnya. Jin tahu, mengubah bentuk itu akan membahayakan dirinya, karenanya ia tidak berani sembarangan mengganggu manusia.
Ini adalah rahmat Allah bagi manusia agar jin tidak berani menampakkan diri kepada manusia dengan mengubah bentuk aslinya. Dengan begitu, manusia tidak akan merasa bahwa dirinya terancam karena ada sosok yang berlainan dengannya. Manusia tidak akan bisa melihat sosok jin, begitu pula jin tidak akan berani menampakkan dirinya di depan manusia.
Allah SWT berfirman, “…Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihatnya. Sesunguhnya kami telah jadikan setan-setan itu sebagai pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman,” (QS. Al-A’raaf: 27).
Jin dapat membantu manusia dalam perbuatan sihir, misalnya mengganggu suami agar tidak lagi tertarik kepada istrinya walau pun cantik. Istrinya yang cantik ditinggal dan pindah kepada wanita lain yang jelek.
Rasulullah SAW bersabda, “Pernah suatu ketika jin menampakkan diri di hadapanku, hampir saja aku menangkapnya dan akan aku ikat dia pada tiang masjid agar anak-anak Madinah menontonnya.”
Beliau juga bersabda, “Tiap-tiap orang didampingi setan, Setan itu selalu akan menggodanya. Tetapi aku telah dibantu Allah hingga setan yang mendampingiku masuk Islam.”
Dalam shahih Bukhari diterangkan, Abu Hurairah RA menangkap jin ketika dia mencuri kurma yang disediakan untuk sedekah. Jin takut menghadapi manusia yang tabah dan waspada, tetapi manusia penakut justru akan digoda dan ditakut-takuti.
Bila seorang mengucap, “Audzubillahiminasysyaithaanirrajiim” (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk). Mendengar itu, ia akan lari tunggang-langgang. Namun, apabila manusia menunjukkan sikap takut kepada setan apalagi memuja-mujanya, ia akan menjadi lebih sombong.
Allah SWT berfirman, “Beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, mereka menjadikan jin bertambah sombong,” (QS. Al-Jin: 6).
Makhluk jin itu macam-macam. Ada yang beriman, ada pula yang kafir. Ada yang shaleh dan tidak. Ada yang lurus dan menyimpang. Ada yang menolong manusia dan banyak yang mengajak jahat. Semua itu sebagai hikmah.
Dunia ini diciptakan oleh Allah untuk manusia dan jin. Jin lebih senang tinggal di hutan, semak belukar, rumah kosong, pantai-pantai, bahkan di rumah yang ditinggali manusia.
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani