PADA hakikatnya setiap makhluk yang hidup di muka bumi ini tidak ada yang mengetahui dengan pasti permasalahan ghaib, kecuali Allah SWT.
Allah SWT berfirman,
“Katakanlah, bahwa tidak ada satupun di langit dan di bumi yang tahu hal yang ghaib kecuali Allah…” (QS. an-Naml: 65).
Sudah sangat jelas bahwa hanya Allah SWT saja yang mengetahui segala perkara ghaib. Tidak ada kuasa makhluk untuk dapat mengetahui perkara ghaib kecuali Allah SWT. Allah-lah yang mengetahui segala takdir yang akan terjadi pada setiap makhluknya.
Allah SWT berfirman,
“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS. al-Jin: 26 – 27)
Dalam ayat-ayat al-Quran Allah menjelaskan bahwa Dia-lah yang mengetahui segala perkara yang ghaib. Lantas, benarkah jin bisa melihat isi hati manusia?
Ada hadits yang mengisyaratkan demikian. Hadis dari Shafiyyah radiallahu anha, bahwa Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya setan mengalir di pembuluh darah manusia.” (HR. Bukhari 2038 dan Muslim 5807).
Abul Hasan al-Asy’ari menyebutkan perbedaan pendapat di kalangan ulama dan ahli kalam, apakah setan bisa mengetahui isi hati manusia ataukah tidak?
Pertama, pendapat Ibrahim, Ma’mar, dan Hisyam serta beberapa ulama yang mengikutinya,
bahwa setan mengetahui isi hati manusia. dan itu tidak aneh, karena Allah memberikan ruang bagi setan untuk masuk ke dalam hati manusia. Seperti yang terjadi, setan bisa memberi saran kepada manusia, “Lakukan ini…” “Jangan lakukan itu…” sehingga setan tahu apa yang diinginkan manusia.
Demikian pula ketika dia hendak melakukan satu perbuatan, setan tahu apa yang dilakukan orang itu. Ketika jiwanya berkeinginan untuk sedekah atau berbuat baik, setan tahu dengan indikator, lalu dia melarang manusia untuk melakukannya.
Kedua, bahwa setan bisa merasuk ke hati manusia dan dia mengetahui apa yang diinginkan dalam hatinya.
(Maqalat al-Islamiyin, 436 – 437)
Hanya saja, sebagian ulama menyatakan bahwa ini masalah ghaib dan tidak ada keterangan yang pasti di sana. Sementara masalah ini tidak ada hubungannya dengan amal manusia. Sehingga sikap yang lebih tepat adalah tidak membahasnya. Kita serahkan ilmu tentang hal ghaib kepada Allah SWT. []
Sumber: Rumaysho