Oleh: Yani Fahriansyah
SEKELOMPOK jin, dengan hikmah dan kehendak Allah, juga bisa menciptakan kegaduhan di rumah seorang muslim. Ini dilatarbelakangi berbagai motif seperti iseng, menakut-nakuti, permusuhan, serangan sihir dan lain-lain.
Inilah yang dialami oleh seorang lelaki yang tinggal di area pedalaman di negerinya. Di rumah yang ia tempati dan merupakan warisan leluhurnya itu, ia mengalami sesuatu yang aneh. Tepatnya tanggal 2 Ramadhan.
“Aku dilempari dengan batu dari dalam dan luar rumah di suatu malam. Ada yang mematikan lampu namun aku tidak melihat siapa yang melakukannya. Dan ini terjadi selama empat hari.”
Dengan harapan mendapat pencerahan terhadap apa yang dialaminya, ia pun berkunjung ke rumah kerabatnya lalu menceritakan mereka perihal kejadian yang mengagetkan itu.
“Musuh-musuhmu lah yang melakukan tindakan buruk atau menyeramkan itu untukmu,” jawab para kerabatnya.
Akhirnya ia dan kerabatnya sepakat untuk membuktikan kebenaran kejadian terebut.
“Ketika malam tiba dan mulai menggelap, mereka pun menyakasikan apa yang aku ceritakan dan membenarkannnya. Setelah itu semua, mereka memintaku dengan tegas agar aku hengkang saja dari tempat ini.”
Bingung dengan apa yang terjadi, akhirnya ia memilih bertanya kepada al-Lajnah ad-Da-imah: “Bagaimana penjelasan Anda sekalian tentang kejadian ini? Bagaimana penyelesaiannya? Bagaimana pandangan hukum syar’i tentang ini?” ungkapnya setelah menjelaskan singkat apa yang telah terjadi.
Berikut jawaban pihak al-Lajnah ad-Da-imah dalam fatwanya nomor 6.618 yang kami dapati dalam kitab Fataawa al-‘Ulama fuy ‘Ilaaj as-Sihr wal Mas wal ‘Ain wal Jaan yang disusun oleh syaikh Nabil ibn Muhammad Mahmud:
“Bisa jadi mereka (yang mengganggumu –ed) adalah sekelompok jin yang hendak menyerang dan mempermainkanmu agar engkau pergi hengkang dari rumah, atau (mereka sekedar) iseng dan mencandaimu.
Bisa jadi ada di antara jin itu melakukan aksi balas dendam atas penyiksaan yang engkau lakukan terhadap mereka dan (penyiksaan itu) tak engkau sadari.
“Apapun itu, engkau mesti menjaga diri dengan membaca al-Qur’an di rumah dan juga ayat Kursi saat hendak menuju ranjang untuk tidur atau istirahat.
“Engkau pula mesti meminta perlindungan kepada Allah terhadap keburukan yang bersumber dari segala sesuatu yang Allah ciptakan, dengan mengucapkan:
اللهم إني أسألك خير المولج وخير المخرج باسم الله ولجنا وباسم الله خرجنا وعلى الله ربنا توكلنا
“Ya Allah, aku meminta penyembuh terbaik dan jalan keluar terbaik. Dengan nama Allah, kami berlindung. Dengan nama Allah, kami keluar. Kepada Allah Rabbuna lah semata kami bertawakkal.”
“Setiap pagi dan sore, engkau mesti membaca tiga kali:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang bersumber dari apa-apa yang Allah ciptakan.”
Ringkasnya, engkau mesti melazimi bacaan al-Quran di rumah dan tempat lainnya, serta dzikir-dzikir valid yang bersumber dari nabi shallallahu alaihi wasallam. Dengan bacaan dzikir tersebut, engkau berdzikir kepada Allah di waktu-waktu (yang telah ditetapkan syar’i –ed) baik malam atau siang di rumah atau tempat lain.
“Engkau bisa mempelajari dzikir-dzikir tersebut dalam kitab al-Kull ath-Thayyib karya Ibnu Taimiyyah, kitab al-Wabil as-Shayyib karya Ibnul Qayyim, kitab al-Adzkar karya Imam an-Nawawiy, dan dalam kitab hadits lainnya.”
___
Catatan:
Gangguan jin dan syaithan itu ada dan nyata dalam kehidupan untuk merusak tatanan kehidupan semenjak zaman Adam di masa lalu hingga kiamat menjelang. Dan tak ada jalan keluar kecuali dengan kembali kepada Allah lalu secara paripurna merealisasikan tuntunan keimanan. Dan itu semua tak akan tergapai dan tercapai sebelum seorang muslim belajar dan mendalami agamanya. []
Jakarta Selatan, Sabtu pagi, 11 Rabi’ul Awwal 1438 H/10 Desember 2016M