Ardan Nalapraya, Khoerunnisa, Nanda Pranisa Abadi, Usep Setiawan
Email: ardannalapraya123@gmail.com, nisa8175@gmail.com, nandapranisa28@gmail.com, usepsetiawan83@gmail.com
STAI DR. KH.EZ Muttaqien, Purwakarta
Abstrak
Pada era society 5.0 manusia diharapkan memiliki kesejahteraan hidup demi mengurangi adanya kesenjangan sosial. Salah satu solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menanamkan jiwa entrepreneur atau wirausaha di kalangan masyarakat. Berwirausaha di era saat ini lebih mudah menjalankannya akibat dari teknologi yang sangat maju. Tinggal bagaimana caranya seseorang dapat memanfaatkan teknologi dan potensi yang dimilikinya dengan berwirausaha. Dalam ajaran Islam, berwirausaha juga sudah dianjurkan dalam Al-Quran dan menjadi pekerjaan yang selalu Nabi Muhammad Saw lakukan sejak ia masih kecil.
Kata Kunci: Society 5.0, Wirausaha
Abstract
In the era of society 5.0, humans are expected to have a prosperous life in order to reduce social inequality. One solution that can solve this problem is to instill an entrepreneurial or entrepreneurial spirit among the community. Entrepreneurship in the current era is easier to run as a result of highly advanced technology. All that remains is how one can take advantage of technology and its potential with entrepreneurship. In Islamic teachings, entrepreneurship has also been recommended in the Qur’an and is a job that the Prophet Muhammad always did since he was a child.
PENDAHULUAN
Society 5.0 merupakan konsep yang dikemukakan oleh Jepang yang bertujuan bukan hanya untuk menyejahterakan negara saja tetapi manusia juga diharapkan mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak dengan cara memanfaatkan perkembangan teknologi. Era 5.0 merupakan zaman yang mana manusia harus mampu menyeimbangkan antara ekonomi dan kemajuan teknologi. Di zaman ini agar penyelesaian masalah sosial bisa teratasi dan perekonomian semakin maju maka manusia harus menggunakan teknologi untuk dijadikan alat promosi. Serta di zaman ini manusia diharapkan semakin berkembang dan maju dengan memiliki kreativitas dan inovasi yang tidak dibatasi oleh apa pun.
Di era 5.0 saat ini tentunya manusia semakin dipermudah oleh berkembangnya teknologi yang sangat maju, pun dalam prosesnya yang lebih terpusat pada manusia dapat menjadi solusi untuk mengurangi kesenjangan sosial, terutama dalam masalah ekonomi. Kesenjangan sosial yang terjadi antara masyarakat miskin dan kaya mengakibatkan orang miskin selalu dianggap tidak mampu atau tidak pantas dan tidak memiliki kekuasaan dibandingkan orang kaya yang memiliki kebebasan di bidang apa pun terutama perekonomian.
Hal ini yang mengakibatkan kesenjangan sosial makin meningkat di seluruh dunia dan semakin meningkatnya warga miskin yang tidak berubah menjadi lebih baik. Untuk mengantisipasi kesenjangan sosial peran para pengusaha dan perusahaan sangat penting karna dengan adanya atau banyaknya perusahaan maka orang yang tidak memiliki pekerjaan bisa berkesempatan untuk keluar dari kemiskinannya. Bahkan Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) sudah mengesahkan United Nations Global Compact (UNGC) untuk bergerak dibidang bisnis dan melakukan kegiatan tanggung jawab sosial secara Internasional. PBB mengharapkan dengan di sahkannya UNGC mampu menyejahterakan masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan atau wilayah usaha. (Wijaya, et al: 2019, 61).
Perkembangan teknologi melahirkan banyak akses untuk memudahkan manusia dalam memperbaiki kehidupan ekonominya, salah satunya melalui wirausaha. Memulai untuk berwirausaha merupakan ide yang bagus untuk dapat mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, sehingga semua kemudahan di era ini tidak akan menjadi hal yang sia-sia karena mampu mengembangkan dan memanfaatkan kesempatan ataupun peluang yang ada.
Berbicara mengenai wirausaha, maka dengan penanaman jiwa entrepreneur ke dalam diri seseorang menjadi pengawalan yang sangat baik, mengingat pentingnya hal tersebut dapat menjadi kunci menuju keberhasilan berwirausaha serta menjadikan potensi yang dimiliki dapat berkembang dan terasah. Definisi dari Entrepreneur atau kewirausahaan itu sendiri adalah suatu nilai yang mencakup kreativitas, inovasi dan kemampuan dalam memecahkan masalah sehingga dapat memperoleh peluang untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik. (Erwin, 2017:39).
Dalam menanamkan jiwa entrepreneur kadang kala masih ditemukan beberapa permasalahan yang menjadi penghalang untuk memulainya. Dapat diambil contoh yaitu seseorang yang tidak mengetahui apa potensi yang dimilikinya atau bahkan menganggap dirinya tidak memiliki potensi apa pun serta beberapa di antaranya masih belum benar-benar menemukan potensi yang sesuai dengan dirinya.
Terdapat cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui potensi yang kita miliki dan cara agar dapat mengembangkannya. Di antaranya adalah dengan mencoba mengevaluasi diri sendiri, kemudian mencoba menganalisis minat dan bakat apa saja yang dimiliki serta mengelompokkannya ke dalam suatu bidang tertentu yang berkaitan dengan wirausaha. Kemudian cara mengembangkannya harus diawali dengan kemauan, adanya kemauan akan menjadi awal untuk selanjutnya mau mencoba, berani gagal, serta tidak cepat puas akan hasil yang didapatkan.
Berwirausaha dalam Islam juga dijadikan sebagai solusi untuk meningkatkan ekonomi dan memperbaiki kehidupan. Terutama kegiatan berwirausaha sudah dianjurkan sejak dulu dan dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW yang sebagaimana kita tahu bahwa Nabi merupakan seseorang yang patut dijadikan suri teladan dalam proses kelangsungan hidup manusia, sehingga pastilah jika kita mengikuti jejaknya, hidup kita akan terasa lebih mudah dan penuh keberkahan.
METODOLOGI
Pendekatan dalam penulisan ini menggunakan penelitian campuran (kualitatif-kuantitatif) dengan menggunakan metode studi kepustakaan atau library research. Studi kepustakaan bukan hanya membaca dan menelaah buku-buku saja. Namun, membaca dan menelaah literatur-literatur lain seperti, jurnal, artikel, makalah, koran, dll. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil dari membaca, menelaah, serta menyimpulkan beberapa literatur berupa, buku-buku, jurnal- jurnal kewirausahaan, dan artikel yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.
HASIL & PEMBAHASAN
Menurut Senada Fukuyama yang dikutip oleh Abdul majir (2021) mengatakan bahwa tujuan dari society 5.0 adalah untuk mewujudkan masyarakat di mana manusianya menikmati hidup sepenuhnya. Adanya pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi bukan hanya ditujukan untuk beberapa orang saja. Meskipun society 5.0 berasal dari Jepang, tujuannya bukan hanya untuk kesejahteraan satu negara. Struktur kerja dan teknologi yang dikembangkan akan ikut menjadi bagian dalam penyelesaikan permasalahan masyarakat di seluruh dunia.
Jiwa entrepreneur menjadikan seseorang memiliki mental yang kuat dan tangguh, oleh karena itu dapat menghasilkan manusia-manusia dengan sumber daya yang berkualitas. Di Era 5.0 ini kita memerlukan banyak sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu menghasilkan karya-karya yang berkualitas pula, yakni berupa barang dan jasa. Dengan segala teknologi yang mendukung di era ini tentunya akan lebih mudah bagi manusia untuk berkreasi dan berkarya dengan segala kemampuan dan kecerdasannya.
Entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Menurut Holt, kata entrepreneur dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Perancis yang artinya menjalankan, melakukan, berusaha, memulai, atau mencoba. (Fitriana, 2012). Entrepreneur dalam bahasa Indonesia disebut dengan kewirausahaan.
Dalam Entrepreneurship, istilah wirausaha adalah kemampuan setiap orang untuk menangkap setiap peluang usaha, dan dimanfaatkannya sebagai lahan usaha, atau bisnis dan seluruh waktunya dicurahkan untuk menemukan peluang-peluang bisnis. (Alfianto, 2012).
Joseph Schumpeter (ahli ekonomi dari Austria), mendefinisikan “Seorang entrepreneur atau wirausahawan jika dilihat dari risiko pribadi yang mereka ambil dapat diartikan bahwa entrepreneur merupakan seseorang yang mengejar bisnis baru, inovasi, atau bentuk usaha lain.” (Ariyanto, 2021: 12).
Menurut Z. Heflin Frinces (2010), entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang kreatif, dinamis dan inovatif, dan dia mau mengambil berbagai jenis risiko dan berani menghadapi semua tantangan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, lewat kreativitas dan kemauan untuk mencapai sukses.
Semangat keberanian yang dimiliki oleh wirausaha membantu untuk mengembangkan dan memenetrasi berbagai bidang bisnis baru agar supaya menjadi kompetitif sehingga mereka dapat menawarkan lebih banyak pilihan-pilihan kepada masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan usaha dengan kreativitas dan inovasi berdasarkan potensi dirinya serta memiliki keberanian dalam menghadapi segala tantangan yang ada dalam setiap prosesnya.
Berwirausaha dalam era ini merupakan jalan yang dapat memberikan banyak manfaat dan solusi untuk menghadapi permasalahan ekonomi yang menimbulkan kesenjangan sosial di masyarakat, permasalahan inilah yang mempengaruhi pada kualitas sumber daya manusia. Penanaman jiwa entrepreneur akan menjadikan tiap individu manusia selalu memiliki pandangan jauh ke depan sehingga mereka akan terus berpikir produktif untuk menjalankan usaha-usaha yang dapat menunjang kehidupannya dan bukan sebagai manusia yang konsumtif saja. Dengan begitu, kualitas sumber daya manusia akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya zaman.
Adapun beberapa manfaat berwirausaha yang dapat memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik, di antaranya adalah:
1. Menambah daya tampung tenaga kerja
Dengan berwirausaha kita mampu ikut serta dalam menciptakan lapangan kerja yang sejatinya saat ini sangat dibutuhkan, mengingat banyaknya pengangguran di dunia terutama di Negara kita Indonesia.
2. Memajukan ekonomi Negara
Dalam upaya pembangunan bangsa dan Negara diperlukan modal yang besar agar terwujudnya cita-cita ini. Salah satunya bisa didapatkan dengan memiliki jiwa wirausaha atau entrepreneur yang dominan di dalamnya terbentuk pribadi-pribadi yang unggul dan berkualitas, dengan ketekunan dan kerja keras seorang entrepreneur mampu memajukan ekonomi dalam masyarakat dan Negara.
3. Memiliki masa depan yang baik
Menjadi wirausaha yang sukses akan memiliki masa depan yang jauh lebih baik. Terutama jika usaha yang dijalankan merupakan warisan turun temurun yang terus berganti kepemimpinannya dalam keluarga sehingga masa depannya akan terjamin.
Selain menjadi penyeimbang dalam penyelesaian masalah sosial untuk era society 5.0 yang tentunya merupakan tanggung jawab seluruh warga Negara. Berwirausaha juga dapat membantu mengembangkan potensi atau kemampuan manusia sesuai dengan minat dirinya.
Mengingat banyak manusia terutama remaja yang saat ini mulai memikirkan pekerjaan untuk masa depan mereka, namun masih terhalang oleh pemikiran bahwa dirinya tidak dapat menemukan potensi yang menjadi cikal bakal profesi yang mereka jalani nantinya. Tetapi pada dasarnya jiwa entrepreneur sudah ada dan dimiliki oleh setiap individu dari sejak lahir. Sehingga hal yang harus dilakukan adalah bagaimana caranya menemukan potensi tersebut untuk selanjutnya dapat dikembangkan melalui pelatihan dan pendidikan untuk menjadi seorang entrepreneur.
Terdapat cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui potensi yang kita miliki dalam memulai usaha. Pertama, cobalah untuk mengevaluasi diri sendiri, misalnya dengan mengingat kegiatan apa saja yang disukai, sering dilakukan, atau adakah kegiatan yang menarik perhatian saat ini untuk dilakukan dan seberapa besar kemungkinan untuk dapat melakukannya. Kedua, analisis kembali, apakah kegiatan tersebut sesuai dengan bakat yang dimiliki dan adakah peluang untuk dijadikan sebagai kegiatan yang menghasilkan dalam berwirausaha. Ketiga, kembangkan kegiatan tersebut dengan memulai usaha di sekitar tempat tinggal terlebih dahulu dan ikuti pelatihan-pelatihan untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses.
Misalnya, berkreasi dalam membuat makanan merupakan kegiatan yang digemari dan setiap makanan yang dibuat baik dalam rasa dan bentuk kreasinya sesuai dengan selera banyak orang. Maka untuk selanjutnya kegiatan tersebut perlu dijadikan sebagai kegiatan yang positif dengan berusaha untuk mengembangkannya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dalam berwirausaha tentunya, kita dapat mengembangkan potensi tersebut menjadi sebuah kegiatan yang menghasilkan banyak kreativitas.
Kemauan dalam diri menjadi faktor utama untuk dapat memulai usaha tersebut, walaupun hanya dengan modal yang sedikit atau baru memperkenalkannya ke lingkungan sekitar saja. Tanpa adanya kemauan semahir apa pun bakat yang dimiliki akan menjadi sia-sia jika tidak di manfaatkan dengan baik. Dengan adanya kemauan pula akan menimbulkan keberanian, bukan hanya berani untuk memulai usaha yang lebih besar namun juga berani menghadapi risiko yang akan datang dalam berwirausaha nantinya.
Berikut di bawah ini beberapa hal yang dapat menjadi faktor bagi terbentuknya jiwa entrepreneur dalam diri seseorang.
a. Kemauan dan niat dalam diri
Kemauan dan niat dalam diri merupakan hal yang sangat penting, kemauan dan niat di sini maksudnya mau memulai sebuah usaha dengan sungguh-sungguh dan mengembangkannya dengan kepercayaan diri bahwa usaha tersebut akan membawa kesuksesan padanya.
b. Kemampuan
Manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda, masing-masing orang bahkan menentukan keberlangsungan hidupnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan dalam berwirausaha merupakan kemampuan untuk menerima, mengerjakan, serta mengatur beberapa hal ataupun tugas berdasarkan bidang usaha yang dijalani.
c. Berani mengambil risiko
Setiap orang yang berwirausaha pasti akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan, salah satunya harus mampu menentukan pilihan yang pasti berisiko bagi keberlangsungan usahanya. Banyak kegagalan dalam mengambil risiko akibat dari ketidakmampuan dalam menganalisis permasalahan yang ada. Dapat dilihat contohnya dari hasil penelitian pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Penelitian Kegagalan Pengambilan Risiko
No. | Penyebab | Persentase |
1 | Kurangnya kemampuan berwirausaha | 44% |
2 | Kemampuan manajemen yang kurang | 17% |
3 | Sumber daya yang tidak seimbang | 16% |
Sumber referensi data tabel: Nitisusastro, M. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. 2017.
Berdasarkan tabel 1 di atas bahwa hasil penelitian kegagalan pengambilan risiko disebabkan oleh beberapa hal sebagaimana yang dijelaskan oleh Siropolis. Pertama, kurangnya kemampuan berwirausaha maksudnya kurangnya kemampuan dalam menguasai serta mengelola bidang usaha yang dijalankan. Kedua, kemampuan manajemen yang kurang yang dapat disebabkan kurangnya pelatihan atau pendidikan tentang manajemen yang diterima atau dijalani sehingga pengetahuan dan pengalamannya pun hanya sedikit. Ketiga, sumber daya yang tidak seimbang akibat dari sedikitnya pengalaman dan kemampuan untuk mengelola kegiatan-kegiatan dalam berwirausaha. (Nitisusastro, 2017)
d. Memiliki jiwa kepemimpinan
Menjadi pemimpin dalam wirausaha, seorang pemimpin selain menjalankan peran sebagai pimpinan, motivator, pengambil keputusan, ia juga berperan menerima dan menyebarkan informasi. Untuk itu sebagai pemimpin harus mampu mengkoordinasikan orang-orang dalam kelompok kerjanya agar secara konsisten dan konsekuen mengemban amanah yang diterimanya.
e. Memiliki rasa bertanggung jawab
Memiliki rasa bertanggung jawab akan hal atau keputusan yang sudah diambil. Jika keputusan tersebut tidak sesuai maka orang yang mengambil keputusan harus mampu mempertanggung jawabkannya.
f. Memiliki komunikasi dan literasi yang baik
Hal ini pada dasarnya berkaitan dengan komunikasi secara efektif. Entrepreneur muda yang dapat berkomunikasi secara efektif dengan pelanggan, karyawan, pemasok, dan kreditor akan lebih mungkin berhasil dari pada entrepreneur muda yang tidak memiliki kemampuan yang baik. Seorang entrepreneur muda harus memiliki pengalaman literasi yang baik untuk mampu mendesign tujuan, visi dan mengimplementasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam menjalankan bisnis. (Worokinasih et al, 2021).
WIRAUSAHA DALAM ISLAM
Dalam agama Islam diajarkan kepada manusia untuk selalu berdoa dan berusaha agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah Swt. juga sudah memerintahkan manusia untuk berwirausaha sebagaimana dengan firman-Nya dalam QS. Al-An’am ayat 136 :
قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ ۗ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Katakanlah: “Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan”.
Di dalam ayat tersebut Allah Swt. memerintahkan pada manusia untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya sehingga dengan usahanya itu manusia akan mendapatkan hasil yang baik. Kemudian Allah Swt. juga berfirman dalam QS. Al-Isra ayat 84:
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا
Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”. Jadi dalam ayat tersebut lagi-lagi Allah Swt. memerintahkan pada manusia untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dan berdasarkan kedua ayat di atas, maka melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuan manusia atau bahkan melebihi kemampuannya sendiri belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik karena Allah Swt. lebih mengetahui jalan yang lebih baik bagi hamba-hamba-Nya.
Selain disebutkan dalam ayat suci Al-Quran, berwirausaha juga sudah di contohkan sejak zaman dahulu oleh Nabi Muhammad Saw. Sejak masih remaja Nabi Muhammad sudah berwirausaha dengan berdagang mengikuti pamannya, Abu Thalib. Tak henti di situ, beliau terus melanjutkan usahanya hingga mencapai kesuksesan dalam berdagang saat usia 25 tahun, yang mana pada beliau sudah berdagang bukan hanya di negeri Syam saja , namun juga sudah dikenal di beberapa negara seperti di Yaman dan Semenanjung Arab lainnya.
Dari kisah Nabi Muhammad Saw yang sangat menginspirasi ini, dapat diketahui bahwa usia muda bukanlah sebuah halangan untuk berwirausaha. Semua manusia dari kalangan mana pun dapat berwirausaha sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Terlebih lagi kita telah mengetahui kunci sukses dalam berwirausaha yang selalu ditunjukkan oleh Rasulullah Saw dalam perilaku beliau saat berdagang. Kunci sukses ini bukan hanya bermanfaat untuk meraih keuntungan saja, namun juga dengan meneladani perilaku beliau kita akan mendapatkan keberkahan serta ridho dari Allah Swt. baik di dunia dan akhirat.
Adapun perilaku atau sikap Rasulullah Saw dalam berdagang adalah sebagai berikut.
1. Selalu menjunjung sikap jujur
2. Terpercaya
3. Pandai melihat peluang
4. Memiliki kepandaian dalam berkomunikasi
5. Selalu menjaga amanah dan kepercayaan orang lain baik sesama rekan usaha ataupun para pembeli yang datang kepadanya.
Dalam HR. Bukhari, Abu Dawud, Nasa’I dll, menjelaskan bahwa pekerjaan yang baik bukan dilihat dari seberapa besar gaji yang di dapat, nama ataupun jenis perusahaan yang dijalani, tetapi pekerjaan yang baik yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh dirinya sendiri untuk bertahan hidup. []
DAFTAR PUSTAKA
Alfianto, E. A. (2012). Kewirausahaan: Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat. Jurnal Heritage, Vol. 1 No. 2.
Ariyanto, A. d. (2021). Entrepreneurial Mindset & Skill. Solok: Penerbit Insan Cendekia Mandiri.
Fitriana, I. (2012). Menguasai Bahasa Inggris: Bekal Potensial dalam Pengembangan Wirausaha. Seminas Competitive Advantage II.
Frinces, Z. H. (2010). Pentingnya Profesi Wirausaha Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 7 No. 1, 34-57.
Husna, A. I. (2021). Definisi, Karakteristik dan Tipe-tipe dalam Kewirausahaan. Dalam U. Setiawan, & dkk, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) (hal. 21). Bandung: Widina Bhakti Persada.
Kasmir. (2007). Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lestariyo, B. (2014). Wirausaha Mandiri: Dasar-dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Bisnis dan Kepemimpinan. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia.
Majir, A. (2021). Pendidikan Kewirausahaan Teori dan Praktik (Melahirkan Entrepreneurship Handal di Era Industry 4.0 & Society 5.0. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Nasri, M. d. (2004). Kewirausahaan Santri (Bimbingan Santri Mandiri). Jakarta: PT. Citrayudha.
Nitisusastro, M. (2017). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Rezky, M. P., Sutarto, J., Prihatin, T., Yulianto, A., & Haidar, I. (2019). Generasi Milenial yang Siap Menghadapi Era Revolusi Digital (Society 5.0 dan Revolusi Industri 4.0) di Bidang Pendidikan Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia. Prosnampas, Vol. 2 No. 1, 1118-1125.
Widiasworo, E. (2017). Inovasi Pembelajaran Berbasis Life Skill & Entrepreneurship. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Wijaya, N. H., Al Fajar, S., Tjandra, C., & Hendro, T. (2019). Etika Bisnis : Panduan Bisnis Berwawasan Lingkungan bagi Profesional Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Worokinasih, S., Nuzula, N. F., & Damayanti, C. R. (2021). Youth Entrepreneur. Malang: Media Nusa Creative.