Oleh: Mia Fitriah Elkarimah
el.karimah@gmail.com
SUDAH menjadi sunatullah bahwa Allah menciptakan semua mahlukNYA berpasang-pasangan dan semua manusia pasti ada jodohnya.
Jodoh, rezeki dan kematian memang menjadi rahasia Allah. Walaupun begitu manusia dituntut untuk berupaya, berikhtiar untuk proses dan jalannya yang benar. Salah satu ikhtiar yang bisa kita lakukan adalah memilih calon pasangan sesuai panduan Rasulullah.
BACA JUGA:Â Memantaskan Diri agar Jodoh Mendekat
Syariat tidak menghilangkan pertimbangan harta sebagai bahan pertimbangan penerimaan dan pemilihan jodoh. Karena semua pasangan ingin kehidupannya setelah pernikahan lebih baik dan berkecukupan. Subyektifitas seperti ini dibolehkan dan dilegalkan oleh syariat.Tidak dihilangkan dan tidak juga dilarang.
Pertimbangan memilih istri dari keturunan yang baik juga sangat wajar, karena faktor keturunan adalah faktor kebangaan manusia. Dengan mendapatkan istri atau suami dari nasab yang baik itu, diharapkan nantinya akan lahir keturunan yang baik pula.
Faktor kecantikan, setiap orang ingin memiliki pasangan hidup yang indah dipandang, enak dilihat. Karenanya, syariat memberikan ruang untuk itu.
Pemberi Syariat paham betul apa yang biasanya diperhatikan oleh banyak orang dalam mencari jodoh. Dan memang hadits ini menjelaskan bahwa ada beberapa pertimbangan yang biasa dijadikan patokan oleh kebanyakan orang dalam mencari jodoh, dan itu legal. Alias tidak salah.
Namun dari beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan jodoh, Nabi s.a.w. menekankan pentingnya faktor agama sebagai pertimbangan yang harus diperhatikan baik-baik.
Karena agama bisa menjadi pegangan yang kokoh untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Mematok seabrek kriteria bukanlah hal yang salah, karena setiap orang mengidamkan pasangan terbaik sebagai pasangan hidupnya demi kebahagiaan rumah tangga kelak. Namun, ingatlah bahwa ukuran beragama seseorang lah yang seharusnya jadi patokan dalam memilih pasangan.
BACA JUGA:Â 5 Aplikasi Jodoh Ini Dirancang Khusus Buat Muslim
Kriteria-kriteria itu juga harus dibarengi dengan kualitas diri, karena pasti setiap orang berekspektasi mendapatkan jodoh yang terbaik menurut versinya masing-masing, maka sebelum pencarian itu dieksekusi, marilah kita memperbaiki diri. Karena Jodoh itu kadang sebagai cerminan diri, kadang pula sebagai ujian.
Ketika jodoh sudah di depan mata, Niatkan semua itu untuk menggapai ridha Allah SWT Semata, bukan karena faktor-faktor yang lainnya. Yang perlu diingat bahwa jodoh adalah Allah yang tentukan, kita hanya ikhtiar.
Maka kalau belum jodoh, janganlah sampai mencintai terlalu dalam, jangan pula sebaliknya, jangan memaksakan perasaan jika nyatanya dia memutuskan untuk menjauh, sabar lah karena jodoh akan datang tepat pada waktunya. []