PILIHAN para jomblo dalam urusan jodoh ini bersifat tentatif, bisa memilih untuk menunggu saja, namun bisa pula memilih untuk aktif menjemput. Situasi dan kondisi setiap orang berbeda-beda, maka pilihan sikapnya pun bisa berbeda.
Apapun pilihannya, ada hal penting yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu mematutkan diri untuk mendapatkan jodoh salih/salihah sesuai harapan. Patutkan dan pantaskan diri secara terus menerus, agar Allah mengirimkan jodoh terbaik untuk urusan dunia dan akhirat.
BACA JUGA: Kunci Dapatkan Jodoh Ideal
Sebagai perempuan, kerap kali kita menghadapi kegalauan terkait urusan jodoh. Sudah siap menikah, tetapi tak kunjung ada yg datang melamar? Sudah punya pilihan, tetapi tidak berani mengungkapkan? Jodoh itu berada dalam kekuasaan Allah.
Sekarang kita focus kepada menjawab pertanyaan, bagaimana cara mendapatkan jodoh menurut ajaran Islam? Berikut beberapa cara mencari, memilih dan mendapatkan jodoh. Bisa pasif, bisa aktif.
1 Berdoa dan Memohon Bimbingan Allah
Pertama kali harus diyakini bahwa jodoh itu berada dalam kekuasaan Allah Ta’ala. Dengan keyakinan ini, kita tidak akan terjatuh ke dalam sikap kesombongan di satu sisi, bahwa seseorang merasa sangat gampang mencari calon jodoh karena cantik atau tampan. Seakan-akan ia tidak berhubungan dengan ketentuan takdir Allah yang pasti berlaku bagi seluruh makhlukNya. Juga terhindarkan dari keputusasaan, seakan-akan jodoh tak pernah bertemu dengan dirinya.
Jangan pernah putus asa dari mengharapkan rahmat Allah, karena rahmat Allah sangatlah luas. Berdoalah kepada Allah, berharaplah kepada Allah, mintalah petunjuk dan bimbingan kepada Allah, karena hanya Allah yang Maha Mengetahui semua hal. Sungguh pengetahuan dan usaha manusia sangat terbatas, maka kita harus selalu memohon pertolongan dan kekuatan dari-Nya.
2 Orangtua Memilihkan Jodoh untuk Anak Perempuan
Apabila orangtua mencarikan calon suami bagi anak perempuannya, hendaklah tetap meminta persetujuan dari anaknya. Semua ini semata-mata dalam rangka menjaga kebaikan keluarga itu sendiri nantinya, agar tidak memunculkan berbagai ketidakbaikan akibat tidak dilibatkannya anak perempuan dalam penentuan calon suami.
3 Perempuan Menawarkan Diri Kepada Lelaki Salih
Boleh saja seorang perempuan aktif mencari calon suami salih. Walaupun hal ini biasanya terkendala oleh kultur masyarakat, akan tetapi sesungguhnya bukan merupakan hal yang bersifat aib atau cela. Yang penting teknisnya dilakukan dengan jalan yang bijak dan sesuai dengan fitrah perempuan.
4 Perempuan Boleh Aktif Mencari Jodoh
Dari Tsabit Al-Bunani, ia menceritakan bahwa Anas bin Malik bercerita: Ada seorang perempuan menghadap Rasulullah SAW menawarkan dirinya untuk Nabi SAW Dia mengatakan, “Ya Rasulullah, apakah kamu ingin menikahiku?”
Mendengar ini, putri Anas bin Malik langsung berkomentar, “Betapa dia tidak tahu malu. Sungguh memalukan, sungguh memalukan.” Anas membalas komentarnya, “Dia lebih baik dari pada kamu, dia ingin dinikahi Nabi SAW, dan menawarkan dirinya untuk Nabi SAW.” (HR. Bukhari nomer 5120).
BACA JUGA: Mungkinkah Dia Jodohku?
5 Melalui Perantara yang Dipercaya
Apabila perempuan merasa malu untuk langsung menyampaikan kepada laki-laki, bisa juga perempuan melamar laki-laki melalui perantara orang lain yang dipercaya, misalnya melalui ayah, ibu, keluarga, teman, guru ngaji, biro jodoh, dan lain sebagainya. Seperti yang dilakukan oleh Umar bin Khatab Ra, ketika putrinya Hafshah selesai masa iddah karena ditinggal mati suaminya. Umar menawarkan Hafshah ke Utsman, kemudian ke Abu Bakar.
Hal ini juga dilakukan oleh bunda Khadijah Ra. Dalam kitab Ar-Rahiq al-Makhtum dijelaskan, bunda Khadijah melamar pemuda Muhammad sebelum menjadi Nabi melalui perantara temannya, Nafisah binti Maniyah. Kemudian disetujui semua paman-pamannya dan juga paman Khadijah. Pada saat akad nikah, dihadiri oleh Bani Hasyim dan pembesar Bani Mudhar, dan ini terjadi dua bulan sepulang Nabi Saw dari Syam untuk berdagang barang milik Khadijah. []
SUMBER: PAKCAH