ANDA punya tipe yang mengandalkan intuisi atau kriteria dalam mencari jodoh?
“Duh, aku kok ngerasa sreg ya sama dia? Sayangnya tinggi badannya kurang, wajahnya juga belum masuk kriteria aku.”
Kebanyakan orang berfokus pada kriteria, harus yang lulusan S1, suku anu, warna kulit begini begitu, tinggi badan di atas 170, dan lain sebagainya, padahal seringkali jodoh tidak serumit itu.
Ketika ada seseorang yang membuatmu nyaman dan menjadi apa adanya dirimu, bisa jadi ia akan menjadi jodoh yang baik untukmu sekalipun kriteriamu banyak yang tidak ia penuhi.
Jangan salah paham, bikin kriteria jodoh memang penting sebagai panduan agar kamu nggak asal-asalan dalam mencari pasangan seumur hidupmu. Misalnya harus yang shalat 5 waktu di masjid, tidak merokok, sudah menjadi karyawan tetap, dan sederet kriteria lainnya yang sesuai seleramu.
Tapi pada praktiknya, kriteria ini tak lebih dari sekadar panduan, jangan dijadikan tujuan!
Ketika misalnya kamu dihadapkan dengan beberapa orang calon, ketimbang yang memenuhi seluruh kriteria, lebih baik kamu memilih calon yang paling membuatmu nyaman dan mudah membangun chemistry terhadapnya.
So, jangan kaku terhadap kriteria, ada kalanya kita hanya perlu fokus pada kriteria yang prioritas saja. Misalnya mengenai yang paling utamnya yaitu prihal agama. Tapi kalau soal nominal gaji, gaya berpakaian, tinggi badan, rasanya itu bukanlah prioritas utama yang perlu dipertahankan. []
Sumber: Annida