WASHINGTON — Penyanyi legendaris Amerika John Stephens atau lebih dikenal dengan nama John Legend meminta Presiden Donald Trump meminta maaf karena telah menjelekkan umat Islam pascateror di masjid daerah Christchurch, Selandia Baru yang menewaskan 50 orang.
“Dia perlu meminta maaf karena telah menjelekkan umat Islam,” kata Legend dalam wawancara yang diterbitkan Now This on Sunday seperti dilansir dari Fox News, Selasa (19/3/2019).
BACA JUGA: Saga Merah Darah di Christchurch, Detik-detik Penembakan Brutal di Masjid Al-Noor
Selain itu, John Legend juga menyatakan, Trump harus meminta maaf karena telah menjelekkan orang berkulit cokelat yang telah mencoba datang ke Amerika dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Trump menyebut bahwa mereka yang ingin datang, bekerja dan memberi makan keluarga di AS adalah sebagai invasi.
Trump memang menanggapi aksi teror Christchurch sebagai hal yang dinilainya mengerikan. Tetapi kemudian Trump mengatakan bahwa imigran ilegal yang ingin memasuki AS adalah bagian dari invasi.
“Ketika orang-orang yang memiliki pengaruh dan status seperti itu mendukung ideologi jahat yang penuh kebencian, itu membuat mereka yang berani keluar dan melakukan sesuatu yang benar-benar jahat dan jahat, seperti yang terjadi di Selandia Baru. Kita perlu presiden untuk menentangnya,” ungkap Legend.
Menurut Legend, Trump telah salah menggunakan retorika ini dan siapa pun yang mendorong atau mendukung ideologi kebencian perlu meminta maaf juga.
“Mereka harus memperjelas bahwa kita tidak dapat menggunakan retorika kekerasan semacam ini yang mengarah pada tindakan kekerasan semacam ini,” kata dia.
BACA JUGA: Duka Muslim Christchurch, Siapa Teroris Sebenarnya?
Legend menilai, supremasi kulit putih adalah ancaman global yang terinspirasi dari Amerika dan Presiden Amerika. Pelaku penembakan massal di Christchurch bahkan diketahui menyebut Trump sebagai simbol identitas kulit putih yang diperbarui.
Legend juga menekankan agar Trump tegas mengatakan bahwa supremasi kulit putih adalah kejahatan dan dia tidak mendukung gerakan tersebut. []
SUMBER: FOX NEWS