PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemilu adalah pesta demokrasi. Jokowi meminta tidak ada lagi ujaran kebencian hingga fitnah di Pemilu 2024.
“Sudah sering kita dengar pemilu itu pesta demokrasi, pemilu itu pesta demokrasi, yang namanya pesta harusnya rakyat itu bersenang, ya ndak? Rakyat itu bergembira iya ndak? Tidak boleh ada ketakutan-ketakutan, tidak boleh ada pertengkaran-pertengkaran, apakah, Bapak, Ibu setuju? Mestinya setuju,” kata Jokowi di Harlah PKB di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/7/2023).
Jokowi mengatakan rakyat harus bergembira dalam melaksanakan pemilu. Dia meminta tak ada berita bohong, terutama di media sosial.
BACA JUGA: Soal Jokowi Tanya Cawapres Anies, PKS: Bukan Cawe-cawe tapi Perhatian
“Rakyat harus bersenang, rakyat harus bergembira, namanya pesta demokrasi. Oleh sebab itu jangan ada lagi ujaran kebencian, tidak, jangan ada lagi berita bohong, banyak itu yang di pemilu-pemilu sebelumnya, terutama di medsos, di media sosial,” tutur dia.
Selain itu, Jokowi meminta tak ada lagi fitnah di pemilu mendatang, apalagi fitnah yang membawa-bawa agama.
“Jangan lagi ada fitnah-fitnahan, sekali lagi jangan ada fitnah-fitnahan, terutama di medsos. Saya kalau membaca medsos itu kadang geleng-geleng. Kok koyo ngeten, sami sami sederek, sami sami sedulur, nggih mboten? (Kok kayak gitu, sama sama saudara. Iya tidak?) Apalagi atas nama agama, ini tidak boleh terjadi. Apakah Bapak, Ibu, setuju?” tanya Jokowi yang dijawab suara setuju oleh hadirin.
BACA JUGA: Politikus NasDem Bantah Keras soal Anies Antitesis Jokowi
Menurut Jokowi, perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar. Dia tak ingin masyarakat bertengkar karena perbedaan itu.
“Dalam demokrasi yang namanya beda pilihan itu wajar, wajar beda pilihan itu. Oleh sebab itu jangan bertengkar, jangan saling menjelekkan, jangan berkepanjangan,” tutur dia. []
SUMBER: DETIK