Oleh: Daud Farma*
SAMPAI kapan kalian terus menyindir dan berkata menohok terhadapku karena aku jomblo? Belum kah puas dengan keadaanku saat ini?
Jika belum, maka puaskan lah sampai suaramu serak dan mulutmu berbuih, toh sama sekali tidak menggoyahkanku untuk menghilangkan status jombloku lewat pacaran.
Bukankah sendiri adalah masa terbaik untuk mencari maupun menanti yang tepat, terbaik, terhebat dan terhormat?
Bukan kah jomblo itu happy?
Di saat yang lain terikat dengan banyak hal hingga sulit ia tersenyum ketika ribut gara-gara masalah sepele-lah yang jomblo malah bisa nyaman, jomblo bebas, tidak ada ikatan sama sekali.
Jomblo? Itu asik bila dijalani dengan senang hati. Tidak perlu meniru yang pacaran, toh nanti kamu juga bisa demikian kalau sudah ke pelamanin, pernikahan dan bisa romantisan. Lebih baik bukan?
Yang sekarang berkata menohok: jomblo!, belum tentu ia paling bahagia. Sebab hubungan yang dilalui dengan pacaran itu penuh rintangan, sering main perasaan. Bila sudah tidak tepat di hati sekali saja, bisa-bisa buburan. Terus aku harus bilang apa? “Yang tabah ya, Kawan?”
Jomblo? Itu sendirian, namun penuh kehati-hatian yang endingnya adalah kepastian. []
#JombloHappyEnding
*Cinta Kamu Seorang Penulis