BERBICARA kehidupan tentunya tidak lepas dari jual beli, kebutuhan sehari-hari pasti ada yang harus dibeli dan juga ada yang harus dijual.
Namun, Ketika melakukan jual beli terkadang masih acuh dengan rukun dan syarat jual beli padahal itu penting untuk diperhatikan agar teratur juga tidak menyebabkan dosa.
Karena itu, secara garis besar jual beli terbagi dua, jual beli sah dan jual beli tidak sah. Apa itu?
BACA JUGA: Jujurlah agar Jual Beli jadi Berkah
1 Jual beli sah
Jual beli sah ini yang sudah memenuhi rukun dan syarat tertentu seperti seseorang membeli motor, dan mototr tersebut sudah diperiksa tidak ada cacat, ada bukti sah dari penjual, tidak memanipulasi barang (motor) dan harga, tidak ada hak khiyar dalam jual beli tersebut.
Sehingga akad jual beli tersebut hukumnya sah karena sudah terikat pada kedua belah pihak. Contoh jual beli sah antara lain:
a. Jual beli lewat perantara, bisa dianggap sah apabila perantara hanya menghubungkan antara penjual dan pembeli dengan mendapat fee dari kedua belah pihak juga besarnya sesuai ketentuan adat.
b. Jual beli lelang, sudah sering kita melihat yang jual beli lelang. Jual beli seperti ini disebut muzayyadah yaitu dimana penjual menawarkan harga kepada banyak orang (calon pembeli) dan penjual menyetejui/menerima tawaran tertinggi dari pembeli.
c. Jual beli salam, yaitu Ketika membayar harga barang secara kontan di depan muka, dan penyerahan barangnya di waktu tertentu sesuai kesepakatan.
BACA JUGA: Jual Beli yang Dilarang Dalam Islam
2 Jual beli tidak sah
Yang tidak memenuhi rukun dan syaratnya, contoh:
a. Jual beli yang dilakukan oleh anak masih dibawah umur (anak kecil) dan orang gila.
b. Jual beli yang haram dan najis seperti khamar, babi yang tidak sesuai dengan syaraiat Islam.
c. Jual beli gharar artinya jual beli yang dilakukannya itu mengandung adanya risiko dan spekulasi sehingga terjadi beban antara salah satu pihak yaitu kerugian.
Itulah sebagian dari penjelasan tentang jual beli, tentu masih banyak lagi istilah-istilah yang harus diketahui tentang muamalah. Semoga bermanfaat. []
SUMBER: FIQIH MUAMALAH/DRS. HARUN, MH.