Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban tewas akibat tsunami Selat Sunda menjadi 437 orang.
“Sampai hari ini 437 jiwa meninggal dunia, yang saat ini 426 sudah dimakamkan, sementara 9 jenazah belum teridentifikasi, Selain itu 14.059 luka-luka, 16 orang hilang dan 33.721 mengungsi,” ujar Sutopo saat jumpa pers di Graha BNPB, Jl Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Senin (31/12/2018).
BACA JUGA: Takut Tsunami, Satu per Satu Wisatawan Batalkan Rencana Tahun Baruan di Pulau Seribu
Mengalami kenaikan, jumlah bangunan rusak berada di angka 2.752 rumah, 92 penginapan atau warung. Selain itu, untuk alat transportasi sebanyak 510 perahu dan kapal, 147 kendaraan, serta dua fasilitas dermaga dan shelter juga mengalami kerusakan.
Terdapat lima kabupaten yang mengalami kerusakan yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus. Pandeglang adalah wilayah terparah dengan jumlah orang tewas terbanyak.
“Kalau kita lihat dampak yang terjadi di lima kabupaten, paling parah ada di kabupaten Pandeglang yaitu 296 meninggal kebanyakan adalah wisatawan pengunjung. Kemudian 7.656 orang luka, 8 orang hilang, 20.726 orang mengungsi,” kata Sutopo.
BACA JUGA: Pemda Serang akan Kembalikan Uang ke Korban Tsunami yang Kena Pungli di RSDP
Ia menambahkan, masa tanggap darurat di Lampung Selatan diperpanjang satu minggu ke depan. Lantaran, masih banyak korban hilang.
“Masa tanggap darurat di Lampung Selatan diperpanjang satu minggu karena berakhir kemarin tanggal 29 Desember 2018, mengingat masih banyak korban yang hilang. Kemudian kerusakan dan pengungsi terus bertambah, sehinga bupati mengatakan untuk dilanjutkan,” ucap Sutopo. []
SUMBER: DETIK