PADA hari pembebasan kota Makkah, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam berangkat ke Makkah dan menunjuk Abu Ruhm —Kultsum bin Hushain bin Utbah bin Khalaf Al-Ghifari— sebagai imam sementara di Madinah.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal sepuluh Ramadhan sehingga Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin berpuasa. Setibanya di Al-Kudaid, daerah yang terletak antara Usfan dan Amaj, beliau berbuka puasa.
BACA JUGA: Pengkhianatan, Sebab Terjadinya Fathul Makkah
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam kemudian melanjutkan perjalanan hingga berhenti di Marru Azh-Zhahran bersama sepuluh ribu kaum Muslimin. Tujuh ratus orang berasal dari Sulaim, pendapat yang lain mengatakan bahwa mereka berjumlah seribu orang. Pasukan dari Muzainah juga berjumlah seribu, oleh karena dari setiap kabilah terdapat orang-orang yang masuk Islam. Seluruh kaum Muhajirin dan Anshar ikut bersama Rasulullah, tak seorang pun yang tertinggal.
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam singgah di Marru Azh-Zhahran dan tidak diketahui oleh orang-orang Quraisy. Pada malam tersebut, keluarlah Abu Sufyan bin Harb, Hakim bin Hizam, dan Budail bin Warqa’ untuk menyelidiki kabar dan melihat kondisi dan situasi barang kali mereka akan mendapat atau mendengar berita. Al-Abbas bin Abdul Muthalib bertemu Rasulullah di salah satu jalan.
BACA JUGA: Dzil Jausyan, Berjanji Masuk Islam Jika Nabi Berhasil Taklukkan Kota Makkah
Ibnu Hisyam menuturkan: Al-Abbas bin Abdul Muthalib bertemu Rasulullah di Al-Juhfah saat itu dia bermaksud hijrah bersama keluarganya. Sebelumnya, Al-Abbas bin Abdul Muthalib tinggal di Makkah untuk melayani kebutuhan air para jama’ah haji atas restu Rasulullah, demikian seperti disampaikan oleh Ibnu Syihab Az-Zuhri. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media