FILIPHINA-Pemerintah Filipina yang merupakan bagian dari ASEAN mengatakan, dana ASEAN dapat digunakan untuk membantu pengungsi Rohingya di Bangladesh yang julmahnya terus bertambah.
Sekretaris Catalino Cuy dari Interior dan Pemerintah Daerah, yang memimpin Pertemuan ASEAN dan membahas mengenai Kejahatan Transnasional (AMMTC), mengumumkan langkah tersebut setelah penutupan di Manila pada hari Kamis.
Dilansir Worldbulletin, Menurut Cuy, eksodus massal Rohingya dari Myanmar ke Bangladesh dapat dikategorikan sebagai jumlah yang tergolong padat, oleh karena itu untuk membantu para pengungsi dana ASEAN dapat dimanfaatkan.
“Krisis yang terjadi pada etnis Rohingya telah memenuhi syarat untuk mengakses dana ASEAN, dan sekretariat harus menyetujui jika suatu saat dana ASEAN dibutukan.
Sejak tahun 1978, etnis Rohingya telah menghadapi tindakan keras dari militer Myanmar, yang oleh PBB dan Human Rights Watch dikatakan sebagai serangan untuk pembersihan etnis.
Ada sekitar satu juta Rohingya yang tinggal di Myanmar sebelum krisis 2016 dan 2017, dan mayoritas adalah Muslim sementara minoritas adalah orang Hindu.
Digambarkan oleh PBB pada tahun 2013 sebagai salah satu minoritas paling teraniaya di dunia, Berdasarkan undang-undang Myanmar 1982, Rohingya tidak diakui sebagai warganegara.
Meskipun sejarah Rohingya sampai abad ke-8 sudah terlacak, undang-undang Myanmar tetap tidak mengakui etnis Rohingya sebagai satu dari delapan ras nasional, etnis Rohingya juga dilarang bergerak bebas, baik bergerak dalam pendidikan maupun pekerjaan.