GHOUTA—Militer rezim Suriah kembali melakukan serangan besar-besaran dengan senjata kimia di Douma, Ghouta Timur dekat Damaskus. Serangan ini menurut White Helmets menewaskan 70 warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak kecil.
Sumber-sumber medis mengatakan pada Sabtu (7/4/2018), setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 1 ribu terluka setelah menghirup “gas klorin” di kota Douma. Gas beracun ini ditembakkan ketika militer rezim Assad melakukan serangan untuk menekan para kelompok oposisi anti-Assad agar mundur.
Beberapa jam sebelum persitiwa memilukan itu terjadi, seorang jurnalis media terkemuka Iran mengoceh soal serangan tentara Assad di pinggiran Ghouta Timur. Ocehannya itu mengisyaratkan soal serangan gas sarin.
Hosein Murtada, direktur kantor saluran televisi Al-Alam Iran, dari wilayah yang dikuasai rezim di wilayah Douma, Ghouta timur, memposting sebuah video di Twitter pada Sabtu sore dan mengatakan serangan itu “hanya makanan pembuka”.
Murtada mengatakan Douma menjadi target sesuatu yang lebih besar dari operasi darat dan “apa yang akan mereka lihat hari ini tidak pernah mereka harapkan.”
Beberapa jam kemudian, White Helmets, yang bertindak pertama di daerah-daerah oposisi Suriah, mengatakan serangan itu dilakukan dengan menggunakan “gas klor beracun”.
Serangan kimia yang menewaskan lebih dari 70 warga sipil di Douma memicu kemarahan internasional pada Ahad (8/4/2018) kemarin.
Presiden AS Donald Trump memperingatkan akan ada “biaya besar untuk membayar ha tersebut.”
Douma adalah kota terakhir yang dikuasai oposisi di Ghouta, setelah kubu utama kelompok oposisi di luar Damaskus yang secara sporadis diserang rezim selama tujuh minggu. []
Sumber: Daily Sabah