SAUDI–Seorang kolumnis Saudi menyebut Palestina sebagai momok bagi negara-negara yang menampung mereka. Pernyataannya ini jelas menyakiti bangsa Palestina yang kini tengah dijajah Israel.
Mohammed Al Shaikh yang menulis untuk  surat kabar Al Jazirah  memposting tweet pada 9 Agustus yang kemudian ia posting ulang pada 13 Agustus silam mengatakan: “Palestina adalah momok bagi negara-negara yang menjadi tuan rumah mereka. Yordania menjamu mereka dan itu menjadi bulan September yang hitam, Libanon menderita perang saudara. Kuwait menjadi tuan rumah mereka (pengungsi Palestina) dan mereka menjadi prajurit untuk [mantan Presiden Irak] Saddam [Hussein].”
BACA JUGA:Â NYT: UEA Tarik Pasukannya dari Yaman dengan Alasan’Perang Mustahil Dimenangkan’ Koalisi Saudi
Al-Shaikh kemudian menuduh Palestina menggunakan media sosial dan platform lain untuk “menghina” Arab Saudi dan posisinya.
“Tidak ada yang bisa berurusan dengan mereka kecuali Pasukan Pertahanan Israel,” pungkasnya.
Al Shaikh adalah orang Saudi terbaru yang menyerang Palestina. Awal Agustus, aktivis Souad Al-Shammari muncul di TV Israel dan mengatakan “banyak orang Saudi” ingin mengunjungi Israel.
“Mengunjungi Israel mungkin adalah impian banyak orang Saudi dan orang-orang Teluk dan negara-negara Arab,” kata Al-Shammari.
Penampilannya di TV Israel telah memicu kritik lebih lanjut terhadap Arab Saudi, yang telah terlihat menormalkan hubungan dengan Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Bulan Juli lalu, blogger Saudi Mohammed Saud telah melakukan tur ke Yerusalem yang diduduki menyusul undangan dari Tel Aviv. Dia bertemu dengan putra Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Yair dan mengunjungi situs suci Muslim Masjid Al-Aqsa namun dia dipaksa keluar dari daerah itu setelah dia dihina oleh jamaah Palestina yang menyebutnya “pengkhianat.”
BACA JUGA:Â Pertama Kali sejak 22 Tahun, Maskapai AS Terbangkan Jamaah Haji ke Arab Saudi
Dia kemudian meminta Israel untuk datang ke Saudi.
Raja Saudi Salman menegaskan kembali komitmen kerajaan untuk mencapai hak-hak Palestina. Namun anaknya, Mohammed bin Salman, penguasa de facto dari negara kaya minyak ini, terlihat akrab dengan negara-negara Barat dan Israel. []
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR