AMERIKA–PBB telah mengeluarkan peringatan akan meningkatnya peluang kematian massal akibat kelaparan di Afrika, Yaman, Nigeria, dan Sudan Selatan.
Lembaga-lembaga bantuan dihantui oleh kejadian kelam bencana kelaparan tahun 2011 di Afrika, yang menewaskan lebih dari 260.000 orang dan separuh di antaranya anak balita.
Mereka tidak ingin tragedi tersebut terulang lagi, namun mereka mengkhawatirkan dahsyatnya krisis kemanusiaan saat ini yang mencengkram Yaman, negara-negara di Afrika dan sekitarnya yang dapat menimbulkan tragedi yang bahkan lebih buruk lagi.
Lembaga bantuan pengungsi PBB melaporkan, kelaparan dan konflik memaksa jumlah orang yang semakin besar untuk mengungsi dari negara-negara mereka dan melewati garis-garis perbatasan guna mencari makanan dan tempat perlindungan.
“Kegagalan panen yang berturut-turut, konflik di Sudan Selatan ditambah dengan kekeringan yang mengarah pada bencana kelaparan dan meningkatnya jumlah pengungsi.
kurangnya keamanan di Somalia mengarah pada meningkatnya pengungsi dalam negeri, dan tingkat kekurangan gizi yang tinggi, khususnya diantara anak-anak dan ibu-ibu menyusui,” ujar lembaga pengungsi PBB Rabu (12/04/2017) kemarin seperti dikutip dari kompas.
Lembaga-lembaga bantuan meningkatkan operasi-operasi bantuan kemanusiaan di timur laut Nigeria, Sudan Selatan, Somalia, dan Yaman, dimana lebih dari 20 juta orang mengalami bencana kelaparan atau terancam bencana kelaparan.
“Ini benar-benar situasi yang sungguh kritis yang secara cepat menyebar ke seluruh jalur di Afrika dari barat ke timur.
Sungguh-sungguh dibutuhkan pembahasan mendesak guna tercapainya aksi bersama internasional.”ujarnya
Awal tahun ini, PBB meluncurkan permohonan dana sejumlah 4,4 milyar dollar As untuk memberikan bantuan yang dapat menyelamatkan jiwa di empat negara yang terdampak bencana kelaparan.
Hanya 21 persen dari jumlah yang dibutuhkan tersebut yang telah diterima, jauh dari mencukupi untuk menghindari bencana kemanusiaan. []