BANYAK sekali keutamaan orang yang menghafal Al-Qur’an diantaranya adalah bisa memberikan syafaat kepada keluarga kelak di hari akhir, serta Allah akan menempatkan ia di surga di tempat yang terbaik.
Di balik kesuksesan para sentri dalam menghafal tentu tidak terlepas dari ustadz atau ustadzah yang membimbing mereka. Meski pada umumnya santri yang datang sudah memiliki hafalan sendiri, namun semuanya diulang dan di betulkan bacaannya.
Mengingat yang datang adalah santri dari berbagai latar belakang. Maka wajar jika harus ada penyeragaman.
Salah satu ustadzah yang membimbing para santri adalah Yanyan Nuryani. Ia adalah seorang guru kuttab Al-Fatih. Pasalnya, ia merasa senang karena menjadi bagian dari program Daurah 40 hari di bulan Ramadhan 2014 di Pesantren Dhuha, Purwakarta, Jawa Barat.
Dalam daurah ini ada 6 kali setoran. Setoran pertama dimulai setelah sholat tahajud, kemudian dilanjutkan setelah shalat 5 waktu. Sehingga para santri benar-benar dipacu untuk bisa menghafal. Bayangkan saja 12 jam sehari mereka menghafal Al-Qur’an.
Saat membimbing para santri khususnya para akhwat, ia selalu menekankan kepada mereka untuk tetap semangat menghafal. Ia selalu memotivasi kepada para santri dan juga memberikan tips kepada mereka agar mudah dalam menghafal.
Ia menuturkan bahwa banyak metode untuk mudah hafal al-Qur’an. Namun, tidak semua metode bisa pas dengan setiap orang. Namun hal dasar yang selalu diingatkan kepada para santri adalah mereka harus fokus saat mulai menghafal. Kemudian terus diulang-ulang.
Wanita kelahiran Cianjur ini menuturkan bahwa banyak orang yang menghafal Al-Qur’an mulai dari juz 30. Meskipun memang ada juga yang menghafal dari Juz 1. Namun menurutnya alasan harus dimulai dari Juz 30 adalah karena Juz 30 itu bagian yang paling sulit. “Karena didalam nya ada kalimat kalimat yang hampir mirip. Jadi jika Juz 30 belum lancar maka belum bisa naik ke bagian selanjutnya,” ujarnya. []