Kaab bin Malik bin Malik adalah sahabat Anshar yang selalu ikut dalam perang bersama Rasulallah ﷺ kecuali Perang Badar karena udzur. Berbeda cerita saat perang tabuk, Rasulallah ﷺ mempersiapkannya dengan matang karena perang ini perjalanannya sangat jauh.
Musuh yang akan dihadapi yaitu Romawi sehingga Rasul memerintahkan kepada sahabatnya untuk mempersiapkan peperangan kali ini. Kaab bin Malik pun sudah menyiapkan dua kuda.
Perang Tabuk merupakan perang yang wajib diikuti oleh semua kaum Muslim laki-laki kecuali ada udzur yang benar-benar tidak bisa mengikutinya. Perang ini diikuti oleh 40.000 orang Muslim.
Saat itu Kaab bin Malik bersantai dan dalam hatinya yakin akan mengikuti peperangan. Ketika Rasulallah hendak berangkat dengan para sahabat, Kaab bin Malik tetap santai.
BACA JUGA: Hanya Punya Sehelai Pakaian, Ini Kisah Kaab ibn Malik
Perjalanan Rasul ﷺ pun sudah jauh dan tidak bisa dikejar sehingga Kaab bin Malik tenggelam pada penyesalannya. Ia sudah menjadi orang celaka karena melanggar kewajibannya. Sedangkan Kaab bin Malik saat itu dalam keadaan sehat dan tidak termasuk munafik.
Setelah Rasulallah ﷺ tiba di Madinah, beliau pun bertanya kepada Kaab bin Malik, “Kenapa engkau tidak mengikuti peperangan? Bukankah kamu telah menyiapkan tunggangan peperanganmu?”
Kaab bin Malik pun menjawab, “Wahai Rasulullah andai kata aku duduk dihadapan orang yang bukan engkau, niscaya aku akan beralasan dan beralibi. Namun aku sendiri paham apabila aku berbohong kepada engkau yang aku khawatirkan adalah Allah SWT kemudian membuatmu tidak menyukaiku. Dan apabila aku jujur siap menerima hukumannya. Ketahuilah! Aku tidak punya udzur untuk meninggalkan perang. Sungguh pada dasarnya aku orang yang sehat dan mampu pada saat tidak mengikuti perang.”
Rasulallah ﷺ menjawab, ”Ucapanmu jujur, silahkan pergi hingga Allah memberi ampunan kepadamu.”
Kaab bin Malik pun pergi dan menerima hukuman itu. Di daerahnya sendiri Kaab bin Malik di asingkan oleh masayarakat juga istrinya, tidak ada yang menyapa dan menjawab sapaanya sekalipun itu Rasul.
Kaab bin Malik terus bersedih meratapi perbuatan salahnya.
Setelah shalat shubuh tepat hari ke-50 ia mendengar suara yang keras seseorang memanggil, ”Wahai Kaab bin Malik bin Malik, berbahagialah.”
BACA JUGA: Awal Masuk Islamnya Orang-orang Anshar
Betapa harunya ia dan langsung melakukan sujud syukur karena itu merupakan kabar bahwa ampunan Allah SWT telah tiba pada dirinya.
Semua orang termasuk Rasul memberikan selamat kepada Kaab bin Malik atas diterima taubatnya. Dan Rasul pun berkata itu ampunan dari Allah. Maka dari itu Kaab bin Malik tak henti-hentinya bersyukur bahagia dan betapa pentingnya kejujuran, keteguhan kepada Allah SWT juga Rasulullah ﷺ . []