SETELAH memasuki kota Makkah, Nabi melakukan sujud syukur kepada Allah karena atas rahmat-nya yang besar telah diberikan kepadanya kemenangan yang melimpah. Namun kali ini ada suatu hal yang mengganjal dipikirannya.
Kakinya melangkah menuju Kabah yang merupakan lambang keesaan dan keagungan Allah. Tetapi sayangnya Kabah kini dipenuhi dengan berhala. Nabi pun meruntuhkan berhala-berhala itu sambil mengucapkan ayat Al-Quran, “Dan katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Qs al-Isra` [17] :81)
BACA JUGA: Mengenal Sayid Usman bin Yahya; Ulama Mekah, Sang Mufti Betawi
Satu persatu berhala dibongkar, gambar-gambar dan patung-patung disingkirkan. Nabi kemudian bersujud dan duduk, lalu mengutus Bilal agar Utsman ibn Thalhah membawa kunci Kabah. Nabi kemudian memasuki tembok suci dan disana dia bersujud lagi. Kemudian ia kembali ke pintu dengan langkah tinggi, memandang penuh rasa syukur atas banyak rombongan dibawah.
Itu terjadi pada 20 Ramadhan 8 H, ia lalu menyampaikan khutbahnya:
“… Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs Al-Hujurat [49]:13).
BACA JUGA: Kerinduan Para Sahabat terhadap Kota Mekah ketika Hijrah
“Wahai, kalian orang-orang Quraisy, bagaimana pendapat kalian tentang perlakuan yang diberikan kepada kalian?”
Mereka menjawab, “Wahai saudara dan putra seorang saudara yang mulia, kami hanya mengharapkan kebaikan dari Anda.”
Lanjutnya, “Aku berbicara kepada kalian dengan kata-kata sebagaimana diucapkan oleh Yusuf kepada saudaranya, ‘Hari ini, tidak ada celaan terhadap kalian. Tempuhlah jalan kalian, karena kalian bebas.”[]
Sumber: Sirah Nabi Muhammad Saw /Penerbit: Marja /Penulis: Prof. Abdul Hamid Siddiqi,2005