MESKI para sahabat telah hijrah ke Madinah, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam masih tetap menetap di Makkah menunggu diizinkan untuk hijrah. Hampir seluruh kaum Muhajirin telah hijrah ke Madinah, kecuali sahabat yang ditahan atau orang yang disiksa, dan Ali bin Abu Thalib serta Abu Bakar bin Abu Quhafah.
Suatu ketika, Malaikat Jibril menemui Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, “Malam ini kau tidak boleh tidur di kasurmu.”
Saat tengah malam tiba, para pemuda Quraisy bergerak menuju rumah Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam untuk menghabisi beliau.
BACA JUGA: Cara Jitu Hindari Godaan Iblis
Ketika, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam mengetahui kedatangan mereka, beliau berkata kepada Ali bin Abu Thalib, “Tidurlah di ranjangku dan selimuti seluruh badanmu dengan selimut yang berwarna hijau ini.”
Biasanya Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam memakai selimut tersebut untuk tidur.
Para pemuda Quraisy akhirnya sampai di depan pintu rumah Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam, dengan ditemani Abu Jahal.
Abu Jahal berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Muhammad menduga bahwa jika kalian mengikutinya, agar kalian menjadi pemimpin bagi orang-orang Arab dan orang-orang non-Arab, setelah kalian mati maka kalian dibangkitkan dan kalian dianugerahi surga laksana taman-taman Yordania. Namun, jika tidak mengikutinya, maka kalian akan dibunuh, lalu setelah mati kalian akan dibangkitkan lalu diazab di neraka.”
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam keluar menemui mereka sambil menggenggam tanah, lalu bersabda, “Memang benar, aku pernah mengatakan seperti itu dan engkau (wahai Abu Jahal) termasuk salah seorang penghuni neraka.”
Allah Ta’ala lalu membutakan penglihatan mereka hingga tidak bisa melihat beliau. Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam lalu menaburkan tanah ke atas kepala mereka sambil membaca ayat-ayat berikut (yang artinya):
Yaa Siin. Demi Al Qur’an yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. (QS. Yaasiin:1-9).
Setelah itu, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam pergi meninggalkan mereka ke tempat yang beliau kehendaki.
Tidak lama kemudian, iblis yang menyamar menjadi orang tua dari Nejed itu datang menemui mereka dan berkata, “Apa yang sedang kalian tunggu?”
Mereka menjawab, “Kami sedang menunggu Muhammad.”
Iblis berkata, “Allah telah menggagalkan rencana kalian. Demi Allah, Muhammad telah keluar dari rumahnya saat kalian masih di sini, ia menaburkan tanah ke atas kepala kalian semua, lalu pergi. Apa kalian tidak sadar dengan apa yang sedang terjadi?”
Mereka masing-masing meletakkan tangannya ke atas kepala mereka dan mendapatkan tanah di atas kepala. Namun mereka tetap tidak percaya, mereka mengintip lewat celah rumah yang berlubang dan ternyata ada seseorang tertidur di ranjang berselimutkan.
Mereka berkata, “Demi Allah, pasti dia Muhammad sedang tidur mengenakan selimut.”
Mereka tidak meninggalkan rumah Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam hingga pagi hari.
Ketika Ali bin Abu Thalib bangun dari ranjang Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam. Para pemuda Quraisy berkata, “Demi Allah, orang yang tadi malam berkata benar!”
Ibnu lshaq menuturkan: Di antara ayat-ayat yang mengisahkan peristiwa di atas dan kesepakatan pemuda-pemuda Quraisy adalah sebagai berikut:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (QS. al-Anfal: 30).
Dan firman Allah ‘Azza wa Jalla:
أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَتَرَبَّصُ بِهِ رَيْبَ الْمَنُونِ
قُلْ تَرَبَّصُوا فَإِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُتَرَبِّصِينَ
Bahkan mereka mengatakan: “Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya.” Katakanlah: “Tunggulah, maka sesungguhnya aku pun termasuk orang yang menunggu (pula) bersama kamu ° (QS. ath-Thuur: 30-31).
Ibnu Hisyam berkata: Almanuun artinya: kematian, dan raybal manun artinya yang disangsikan.
BACA JUGA: Waspada Manipulasi Iblis
Saat itulah, Allah ‘Azza wa Jalla mulai mengizinkan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berhijrah.
Abu Bakar, sahabat terdekat Rasulullah, pada saat ia meminta izin kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam untuk berhijrah, beliau bersabda, “Janganlah terburu-buru. Semoga Allah memberimu teman.”
Abu Bakar sangat mengharapkan orang yang dimaksud Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam adalah dirinya sendiri. Lalu dia membeli dua unta, dia simpan keduanya di rumahnya dan memberinya makan dan minum agar kuat berjalan hingga menuju Madinah. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media