Oleh: Ustaz Felix Y Siauw
SALAH satu tanda kita menguasai satu pelajaran tertentu, adalah lulus saat ujian. Maka ujian adalah bagian yang tidak terpisah dari pelajaran, bila pelajarannya hidup, ujiannya ujian hidup.
Disitulah ditentukan kita lulus atau tidak, layak mendapatkan gelar atau tidak. Bila kita sudah mempelajari, tapi belum diujikan maka masih dipertanyakan kadar penguasaan materi itu.
Maka jangan heran, jika kita sedang belajar tentang ikhlas, maka ada hal yang menuntut kita langsung mempraktikkannya, agar kita benar-benar lurus hanya pada Allah.
Saat kita sedang membahas kajian tentang ukhuwah, biasanya disitu pula Allah berikan pada kita ujiannya, agar langsung bisa dipraktekkan, agar paham sempurna materinya.
Hari ini apa ujian yang kita dapat dari Allah? Bisa jadi itulah yang kita minta pada Allah. Kita ingin ilmu, Allah uji dengan istiqamah, kita ingin jodoh, Allah uji dengan bersabar.
Apalagi bila kita ingin surganya Allah, ini ujian tanpa henti. Untuk melihat bahwa apakah kita sudah layak masuk kedalamnya. Ataukah masih ada yang kurang dari kita.
Bila gelar Lc saja perlu waktu 4-5 tahun, gelar MA tambahan lagi 2-3 tahun, bila tambah gelar lagi Doktor ditambah lagi 2-3 tahun, gelar ‘penghuni surga’ tentu perlu pengorbanan.
Begini, anggap saja ujian itu adalah bungkus kado. Maka semakin besar ujian, makin besar pula hadiahnya. Jadi bila kita sedang punya ujian besar, bayangkan hadiahnya.
Kerennya, Allah tahu kapasitas kita, hingga Allah takkan berikan ujian itu, kecuali kita mampu mengembannya. Yang penting kita yakin pada Allah dan selalu dalam keadaan taat.
Dan bila kita dapatkan ujian yang tak semua dapatkan, bisa jadi hanya kita yang Allah pandang mampu untuk melaluinya. Dan hadiahnya tentu unik, berbeda pula dengan yang lainnya. []