SEBUTLAH pemuda itu abang AO. Ia dijuluki demikian, karena kebiasaannya yang rajin menenggak minuman keras.
Kegemarannya pada minuman haram itu sudah menjadi rahasia umum masyarakat sekitar. Bertemankan rokok dan miras, abang AO seringkali menggambar gambar-gambar seronok menjurus porno. Sosok Bengal identik melekat pada diri bang AO.
Namun siapa sangka, bang AO yang dulu terkenal karena kejahilannya, kini bermetamorfosis menjadi ahli dzikir. Bagaimana bisa?
Seperti diceritakan Ustadz Arifin Ilham (semasa hidupnya, semoga Allah SWT tempatkan beliau di sisi-Nya yang paling baik), hampir setiap pagi di masa jahiliyahnya, abang AO selalu berteriak-teriak di dekat masjid yang digunakan oleh Ustadz Arifin Ilham menunaikan shalat Subuh berjamaah.
Dalam satu waktu, abang AO pernah menghadang mobil yang dinaiki Ustadz Arifin Ilham sepulang Subuh berjamaah keliling. Saat itu, jamaah Subuh yang berada dalam tiga mobil, hampir saja marah dibuatnya.
Namun, Ustadz Arifin Ilham tak membalas kejahilan bang AO. Beliau memilih berdakwah dengan hikmah.
“Tekad untuk mengajak beliau bertaubat sudah Abang azzamkan diiringi dengan doa tiada henti,” tutur Ustadz Arifin Ilham melalui akun Fesbuknya, seperti dikutip dari Kisahikmah.
Upaya Ustadz Arifin Ilham mengetuk hati sesama, dimulakan terlebih dahulu dengan mengetuk pintu-pintu langit melalui doanya. Sebab, hanya Allah Ta’ala yang menguasai semua hati manusia dan Mahakuasa untuk membolak-balikannya.
“Setiap bertemu,” tutur Ustadz Arifin Ilham, “Abang selalu menyapa lebih dulu.” Tak lupa, ketika pagi hari membeli sarapan bersama jamaah Subuh, beliau juga memberikan hadiah kecil kepada objek dakwahnya itu.
“Setiap membeli bubur atau lontong sayur,” terangnya lembut, “Selalu Abang bungkus untuk beliau.”
Upaya itu tak berbuah dengan singkat, bukan main, selama empat tahun Ustadz Arifin Ilham melakukan kerja-kerja dakwah penuh cinta itu.
Dengan ikhtiar maksimal, doa tulus tiada putus, dan kesungguhan menjaga akhlak, akhirnya Allah Ta’ala pun kurniakan hidayah yang menjadi wilayah Kuasa-Nya dan tak ada satu pun dai yang mampu memberikan hidayah itu kepada siapa yang dicintainya.
Hingga tibalah suatu masa, saat mantan pemabuk ini mendatangi rumah Sang Ustadz.
Selepas menyapa terbata, ia berujar, “Maafkan Abang, ya Ustadz.”
“Terimakasih atas semua kebaikan dan perhatian Ustadz,” lanjutnya sambil menyampaikan pinta, “Abang pingin shalat. Bimbing ya, Ustadz…”
Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar. Kini, nama bang AO bersanding manis dengan kata Zikir. Semoga Allah Ta’ala berkahimu, saudaraku Jhoni Zikir. Aamiin. []