ADA seseorang sebelum kalian yang bersumpah, “Sungguh demi Allah, pasti malam mini saya akan bersedekah.”
Ketika malam hari, ia keluar dengan membawa hartanya, lalu memberikan sedekahnya kepada seorang pencuri.
Pada keesokan harinya orang lain banyak yang menggunjingnya, bagaimana mungkin ia memberikan sedekahnya pada seorang pencuri. Namun ia menjawab tenang, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, dengan adanya pencuri itu! Sungguh, Demi Allah mala mini saya akan bersedekah.”
Pada malam hari, ia memberikan sedekahnya kepada seorang wanita penzina. Pada keesokan harinya, orang lain banyak yang menggunjingnya, “Bagaimana ia bersedekah kepada seorang wanita penzina?”
Ia pun mengatakan, “Ya Allah, segala puji hanya pada-Mu. Dengan adanya penzina itu! Sungguh, malam ini Demi Allah saya akan bersedekah.”
Ia keluar dengan hartanya, lalu memberikan kepada orang kaya.
Pada esok harinya orang lain banyak yang mengatakan, “Bagaimana mungkin ia bersedekah kepada orang kaya?”
Ia justru mengatakan, “Ya Allah, segala puji hanya kepada-Mu. Dengan adanya pencuri, penzina dan orang kaya itu!”
Maka ia didatangkan, lantas dikatakan kepadanya:
“Adapun sedekahmu pada pencuri, mudah-mudahan ia mampu mencukupkan dirinya dengan tidak mencuri lagi. Adapun sedekahmu kepada penzina, semoga ia berhenti dari perbuatannya, sedangkan sedekahmu untuk orang kaya, semoga ia terketuk hatinya, sehingga mau menyedekahkan rezeki yang telah diberikan Allah kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).[]
Sumber: Kisah Teladan dalam Hadits/Karya: Abu Ishaq Al-Huwaini/Penerbit: Aqwam Jembatan Ilmu